I.
Landasan Teori
Respirasi
adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan organik yang terjadi didalam
sel yang dapat dilakukan secara aeorob maupun anaerob. Dalam kondisi aerob, respirasi ini memerlukan oksigen bebas
dan melepaskan karbondioksida serta energi.
Jumlah CO2 yang dihasilkan dan jumlah O2 yang digunakan
dalam respirasi aerob tidak selalu sama. Hal ini
tergantung CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
dibutuhkan disebut Respiratory Quotient (RQ).
Untuk karbohidrat nilai RQ-nya =1. Nilai RQ ini dapat bervariasi tergantung
pada bahan respirasi, sempurna tidaknya repirasi dan kondisi- kondisi lainnya (Anonim,
2011).
Insekta
bernapas menggunakan sistem trakea, sistem
trakea pada serangga, misalnya belalang terdiri atas spirakel saluran (pembuluh trakea) dan trakelus. Spirakel
atau stigma merupakan jalan keluar masuknya udara dan ke sistem trakea, terdapat eksukeleton (kerangka luar), berbentuk pembuluh silinder
yang berlapis zat kitin, terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh dan
merupakan tempat bermuaranya pembuluh trakea. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang
dan tertutup saat serangga
beristrahat udara masuk melalui empat pasang
spirakel, kemudian menuju ke pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh
trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus merupakan
cabang- cabang terkecil kurang lebih 0,1 mikrometer dari saluran trakea yang
berhubungan langsung dalam lengan jaringan tubuh, tidak berlapis zat kitin,
didalam ujungnya terdapat cairan dan gas-gas terlarut didalamnya dan dibentuk
oleh sel disebut trakeolus membentuk udara lebih mudah berdifusi ke jaringan.
Trakeolus juga berfungsi sebagai tempat pertukaran udara pernapasan. Cairan
pada ujung trakeolus membentuk udara lebih mudah berdifusi kejaringan.
Trakeolus mempunyai fungsi sama dengan kapiler pada sistem
jaringan pengangkutan atau transportasi pada Vertebrata (Kimbal, 1983).
Menurut
Jasin (1983),
proses respirasi dibedakan dalam 2 macam yaitu
sebagai berikut:
1. Respirasi
aerob
Pada
respirasi aerob ini terjadi pemecahan dengan menggunakan oksigen. Dengan demikian
proses ini menggunakan pembakaran atau oksidasi. Energi
berlangsung dalam sel mitokondria oksigen yang dibutuhkan diperoleh dari mulut daun atau stomata. Pada umumnya
jika konsentrasi oksigen di dalam
udara menyimpang sedikit dari 20%, pengaruhnya terhadap respirasi tidak tampak.
Hal ini tergantung juga dari jenis makhluk hidupnya. Ada beberapa
jenis tumbuhan yang kegiatan respirasinya menurun bila konsentrasi oksigen diudara dibawah normal, misalnya bayam, wortel dan beberapa tumbuhan lainnya.
2. Respirasi
anaerob
Proses
respirasi ini tidak memerlukan oksigen.
Terdapat pada tumbuhan tingkat rendah, seperti jamur dan bakteri. Proses
penguraiannya disebut fermentasi. Respirasi aerob menggunakan senyawa tertentu
selain glukosa, misalnya asam piruvat asetaldehida,
sebagai pengikat hidrogen membentuk air. Tujuan fermentasi
sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energi.
Hanya saja energi yang dihasilkan dalam respirasi anaerob
jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob. Pada respirasi anaerob asam
piruvat diubah menjadi alkohol. Pernapasan
anaerob dapat berlangsung di udara
bebas, tetapi proses ini tidak menggunakan O2
yang tersedia di udara. Pada respirasi aerob maupun respirasi anaerob asam
piruvat hasil proses glikolisis merupakan substrat.
Arthropoda
yang hidup di air, misalnya dari golongan insang buku. Insang buku ini tumbuh
dari dasar anggota tubuh dan di dinding
tubuh yang berdekatan, dan menjulur keatas kedalam ruang brangkial. Tiap insang
terdiri atas sumbuh sentral tempat pertautan lamela atau filament. Aliran air
dihasilkan oleh gerakan mendayung dari insang timba, yaitu suatu penjuluran
bebentuk bulan sabit dari salah satu penjuluran mulut (maksiala kedua). Pada
udang, air masuk ke dalam ruang
brankial dibelakang karapaks dan diantara kaki, selanjutnya saluran didalam
lamella, pertukaran udara pernafasan berlangsung melalui dinding tipis lamella (Fatmawati, 2003).
Menurut
Fatmawati (2003),
aktivitas respirasi diketahui:
1.
Temperatur yang dihasilkan
2.
Banyak sedikitnya volume yang dihasilkan
atau oksigen
3.
Volume karbon dioksida yang dihasilkan.
Faktor
yang mempengaruhi aktivitas respirasi yaitu sebagai berikut:
1. Ketersediaan
substrak
2. Ketersediaan
oksigen
3. Suhu
4. Tipe
dan unsur organisme
Untuk
setiap aktivitas makhluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari reaksi
oksidasi. Biologis dalam sel-sel tubuh. Agar proses ini berlangsung terus, harus tersedia oksigen, sebab hanya
selalu tersimpan dalam darah atau jaringan dalam jumlah sedikit, sedangkan
CO2 harus dibuang. Untuk kelangsungan setiap sel tubuh dan individu
sendiri diperlukan pertukaran gas yang terus- menerus dari lingkungannya untuk
mendapatkan oksigen dan membuang CO2. Seekor hewan harus memiliki
membran pernafasan (Sutarno,
2001).
Perpindahan
gas melalui permukaan membran pernafasan masuk dan keluar sel tubuh secara
difusi jika tersedia dalam air, gas
itu akan larut dalam membran yang permukaannya basah dan melewatiya menurut
gradient konsentrasi. Karena itu oksigen dipergunakan oleh sel-sel maka
kadarnya dalam sel dan tubuh akan selalu rendah daripada dalam lingkungan, baik
didalam air maupun diudara tempat hewan itu hidup. Sebaliknya sel-sel
memproduksi CO2 karena itu dalam sel dan gas itu terdapat dalm
jumlah yang lebih besar daripada lingkunganya. Sistem pernafasan pada serangga
mengenal dua sistem, yaitu sistem
terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat atau organ
yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung- tabung trakea dan trakeola.
Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2,
O2, CO2, dan gas lainnya. O2 sendiri masuk
kedalam jaringan dengan satuu proses tunggal adanya tekanan udara dalam
jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar daripada
tekanan udara dalam jaringan (Campbell,
2000).
II.
Tujuan
Percobaan
1. Membuktikan
bahwa organisme hidup membutuhkan
oksigen untuk respirasinya.
2. Membandingkan
kebutuhan oksigen beberapa organisme menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.
III.
Metode Kerja
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal :
Senin, 12 Desember 2011
Waktu :
Pukul 13.00 s.d. 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III sebelah Timur FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Dua set respirometer
sederhana
b.
Rak tabung
respirometer
c.
Stopwatch
(Handphone)
2.
Bahan
a.
Kecoak (Blatta orientalis), 2 ekor.
b.
Belalang (Dissosteria carolina), 2 ekor.
c.
Asoka (Ixora coccinea)
d.
KOH kristal
e.
Metilen blue
f.
Vaselin
g.
Kapas
C.
Prosedur Kerja
1.
Percobaan I
a.
Mengambil 1 ekor
belalang dan 1 ekor kecoak yang berukuran hampir sama.
b.
Masukkan
belalang ke dalam tabung respirometer A, kecoak ke dalam tabung respirometer B.
c.
Membungkus
dengan kapas tipis 2 butir Kristal KOH, kemudian memasukkan atau meletakkan di
dalam tabung respirometer sederhana tersebut.
d.
Menutup
tabung respirometer dengan menggunakan penutupnya yang berhubungan dengan pipa
kaca berskala, kemudian meletakkan pada sandarannya.
e.
Mengolesi
vaselin pada sambungan tabung respirometer sederhana dengan penutupnya untuk
mencegah kebocoran.
f.
Menetesi metilen
blue pada ujung pipa kaca berskala sampai ada yang masuk ke dalam salurannya.
g.
Mengamati
pergeseran metilen blue sepanjang saluran pipa kaca berskala, kemudian mencatat
berapa jarak mulai dari skala 0,00 setiap satu menit.
h.
Melakukan
pengamatan sampai waktu 5 menit.
2.
Percobaan II
a.
Membersihkan
respirometer sederhana yang telah digunakan.
b.
Dengan tata
urutan kerja yang sama pada percobaan I, kemudian melakukan percobaan II dengan
menggunakan hewan sejenis dengan berat tubuh yang berbeda.
3.
Percobaan III
a. Membersihakn respirometer sederhana yang telah digunakan.
b. Dengan tata urutan kerja yang sama pada percobaan I, kemudian melakukan percobaan III dengan menggunakan asoka mekar dan asoka kuncup.
IV. Hasil dan
Pembahasan
A.
Hasil Pengamatan
1.
Tabel 1. Organisme
sama, ukuran berbeda
Jenis Organisme
|
Menit ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Kecoak besar
|
0,25
|
0,50
|
0,64
|
0,71
|
0,80
|
Kecoak kecil
|
0,37
|
0,61
|
0,81
|
0,95
|
>1
|
2.
Tabel 2. Organisme
berbeda, ukuran sama
Jenis Organisme
|
Menit ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Belalang besar
|
0,44
|
0,75
|
0,99
|
-
|
-
|
Kecoak besar
|
0,25
|
0,50
|
0,64
|
0,71
|
0,80
|
3.
Tabel 3.
Bunga mekar dan bunga kuncup
Jenis Organisme
|
Menit ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Asoka mekar
|
0,01
|
0,12
|
0,18
|
0,25
|
0,33
|
Asoka kuncup
|
0,16
|
0,33
|
0,59
|
0,76
|
0,85
|
B. Analisis
Data
1.
Kecepatan respirasi kecoak besar (Blatta orientalis).
V
= 

= 

= 0,0096
2.
Kecepatan respirasi kecoak kecil (Blatta orientalis).
V =


= 

= 0,0141
3.
Kecepatan respirasi belalang besar (Dissosteria carolina).
V =


= 

= 0,0072
4.
Kecepatan respirasi asoka mekar (Ixora coccinea)
V = 

= 

=
0,0029
5.
Kecepatan respirasi asoka kuncup (Ixora coccinea)
V = 

= 

=
0,0089
C. Analisis Grafik
1.
Grafik Organisme Kecoak (Blatta orientalis) dengan ukuran berbeda

Kecoak
besar
Kecoak
kecil
2.
Grafik Organisme Belalang (Dissosteria carolina) dan Kecoak (Blatta orientalis) dengan
ukuran sama

Belalang
besar
Kecoak
besar
3. Grafik
Bunga Mekar dan Bunga Kuncup (Asoka (Ixora coccinea))

Bunga
mekar
Bunga
kuncup
D. Pembahasan
1.
Organisme
sama, ukuran berbeda
Pada percobaan ini, yang diamati adalah organisme
yang sejenis tapi ukuran yang berbeda. Kecoak besar
kebutuhan oksigennya adalah 0.0096,
sedangkan kecoak kecil
memerlukan oksigen 0,0141. Hal ini menunjukkan terjadinya kesalahan pengamatan pada percobaan yang dilakukan, karena
sebenarnya ukuran suatu organisme dapat membedakan kebutuhan organisme dalam
bernapas yang memerlukan oksigen. Dimana kecoak besar memiliki
kemampuan menghirup oksigen yang lebih besar dibanding pada kecoak kecil yang kebutuhan respirasinya lebih kecil. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan oksigen suatu organisme
bergantung pada besar organisme itu dimana kecoak yang ukurannya besar
tidak sama kebutuhan oksigennya dengan kecoak yang ukurannya kecil.
2. Organisme berbeda, ukuran sama
Pada percobaan ini, yang diamati adalah organisme berbeda tetapi ukurannya sama.
Belalang besar kebutuhan oksigennya 0,0072
sedangkan kecoak besar
kebutuhan oksigennya 0,0096. Hal ini menunjukkan bahwa kecoak
yang lebih berat memiliki kemampuan menghirup oksigen lebih banyak untuk respirasinya dibandingkan
dengan belalang besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
oksigen dari suatu organisme dipengaruhi oleh berat atau besar badan organisme
tersebut. Berdasarkan teori menyatakan bahwa hewan yang lebih kompleks terdapat
suatu struktur khusus untuk pertukaran O2 dan CO2 tidak
secara langsung antara setiap sel dengan lingkungannya.
3.
Bunga mekar
dan bunga kuncup
Pada percobaan ini, yang diamati adalah
bunga asoka yang masih kuncup dan yang sudah mekar. Asoka yang masih kuncup kebutuhan oksigennya yaitu 0,0089,
sedangkan Asoka yang telah mekar memerlukan
oksigen 0,0029. Hal
ini menunjukkan bahwa jenis asoka kuncup
memiliki kemampuan menghirup oksigen yang lebih besar dibanding pada asoka mekar yang kebutuhan respirasinya lebih kecil. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kebutuhan oksigen suatu organisme
bergantung pula pada keadaan benda tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,
Neil A. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Fatmawati.
2003. Persiapan SPMB Kemampuan IPA. Bimbingan
JILC : Makssar.
Jasin,
Maskeri. 1983. Sistematik Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Kimbal,
John W. 1983. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta.
Sutarno,
Nono. 2001. Biologi Umum Lanjutan 1.Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka:
Makassar.
Tim
Pengajar. 2011.
Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA
UNM : Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar