KTI Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Konsentrasi Siswa dengan Pelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan di era globalisasi saat ini, masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya sudah memasuki masyarakat informasi yang merupakan kelanjutan dari masyarakat modern. Masyarakat informasi yang ditinjau dari penguasaan terhadap teknologi, imajinatif, memudahkan sesuatu hal yang sulit, menginstankan suatu pekerjaan. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut mencakup banyak hal serta merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari bisnis hingga pendidikan. Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu.                               Itulah ciri utama dari era globalisasi dilihat kemajuan ilmu pengetahuan terutamanya teknologi dibidang informasi, yang telah mengiring umat manusia menjadi suatu kesatuan, diantaranya yang sudah tidak asing lagi bagi kita yakni handphone. Inilah yang menyajikan kepada kita kekuatan daya imajinasi dan teknologi komunikasi yang memungkinkan tersebarnya informasi dalam kualitas yang hampir sempurna dalam waktu yang sangat cepat .

Di zaman yang sekarang ini telah banyak sekali alat-alat canggih, namun dengan adanya perubahan zaman yang modern ini handphone menjadi alat utama untuk berkomunikasi.kadang-kadang handphone ini dijadikan sebagai alat untuk hal-hal yang negatif seperti, adanya foto-foto porno, dan banyak sekali sesuatu yang sifatnya negatif,dimana hal-hal yang negatif itu sangat disenagi oleh kalangan siswa/remaja. Kebanyakan dikalangan siswa/remaja yang sekarang ini suka kepada handphone yang kemampuannya tinggi yakni mampu menyimpan banyak hal yang diminati oleh siswa/remaja. Dan mengingat pengguna handphone pada masa sekarang ini sangat banyak,maka untuk menyiapkan generasi unggulan sangat diperlukan dan diharapkan.
Tanpa disadari handphone yang berukuran kecil dan peraktis sangat berdampak bagi siswa baik dari segi hukum, ilmu pengetahuan, agama, sosial dan budaya.
Handphone saat ini memang bukan barang yang mewah dan aneh bagi masyarakat Indonesia. Industri handphone, bergerak sangat cepat, setara dengan melesatnya kecepatan suaranya. Kini semakin banyak teknologi pendukung yang terintegrasi dengan produk handphone, seperti radio FM, kamera digital dan pemutar MP3. Belum lagi ukuran handphone yang berlomba untuk makin kecil dan menarik.
Tidak bisa disangkal dengan penemuan teknologi canggih itu orang menjadi semakin leluasa berkomunikasi. Tak terkecuali para siswa di sekolah, terutama SMA dipastikan telah sangat akrab dengannya. Para guru sudah mafhum bahwa benda itu kini bukan lagi barang mewah seperti saat pertama kali muncul. Bahkan sering dijumpai siswa dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan pun memiliki barang itu. Meski tentu untuk mendapatkannya mereka memaksa orang tua dengan berbagai dalih.
Anak zaman sekarang sudah mempunyai handphone dan tiada hari tanpa memegang handphone terasa tidak enak karena handphone dapat di pergunakan sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga. Anak-anak zaman sekarang lebih mementingkan handphone daripada pelajaran. Coba bayangkan setiap anak selalu memegang handphonenya masing-masing dan sedangkan buku pelajaran tidak di pegang sama sekali hanya dibiarkan begitu saja tanapa peduli.

           B.      Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang menjadi fokus kajian penelitian ini adalah:
      1.      Apakah penggunaan handphone dapat mengganggu konsentrasi siswa dengan pelajaran?
      2.      Bagaimana pengaruh penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa
      dengan pelajaran?

          C.      Tujuan
   1.      Untuk mengetahui apakah penggunaan handphone dapat mengganggu atau tidak konsentrasi siswa  dengan pelajaran.
    2.      Untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa dengan pelajaran.

          D.     Manfaat
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan handphone tehadap konsentrasi siswa dengan pelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
         A.      Kajian Teori
Globalisasi merupakan suatu proses yang tidak bisa dihindari dan dicegah. Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi komunikasi menghasilkan media yang canggih sehingga mempermudah terjadinya globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi telah menghubungkan manusia seluruh dunia menjadi satu sistem komunikasi. Teknologi telah memperlancar terbentuknya budaya dunia, yakni budaya yang dianut oleh seluruh umat manusia. Budaya tersebut bisa saja berasal dari salah satu bangsa atau ras.  Namun proses globalisasi telah menjadikannya budaya semua orang yang diperkenalkan secara sistematis dan intensif ke seluruh pelosok dunia.
Pada era globalisasi telah terjadi perubahan perubahan cepat. Dunia menjadi transparan, terasa sempit, hubungan menjadi sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa batas.  
Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi dari alat komunikasi ini semakin hari semakin maju, salah satunya ialah sangat banyak jenis handphone yang bermunculan. handphone yang diproduksi semakin variatif baik dari merek, bentuk, ukuran maupun menu dan fitur yang ada di dalam handphone tersebut. Dengan adanya hal tersebut, masyarakat cenderung untuk berlomba-lomba memiliki handphone yang menurut mereka paling maju dan paling baru. handphone juga sudah menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari yang digunakan secara umum oleh masyarakat, mulai dari kalangan profesional, birokrat, selebriti, elit politik, karyawan, atau mahasiswa, kini ada kecenderungan handphone sudah mulai marak diperkenalkan dan digunakan kepada anak-anak sekolah yang dari segi umur masih belum masuk kategori dewasa.
Banyak alasan orang tua memberikan handphone kepada anak-anaknya. Ada yang karena alasan sepele, yakni demi gengsi dan simbol status sosial. Lewat cara ini orang tua mencoba memperlihatkan "siapa mereka" lewat penampilan anaknya di sekolah dengan pesawat handphone ditangan. Ada pula yang beralasan lebih fungsional yakni demi memudahkan komunikasi antara orang tua di rumah atau di tempat kerja dengan anak-anak mereka di sekolah. Setidaknya, lewat pemberian handphone kepada anak-anak, orang tua lebih mudah berkomunikasi, memantau, atau melakukan tindakan-tindakan segera jika terjadi situasi darurat. Misalnya soal jemputan.
Di luar alasan itu, masih ada pula alasan orang tua yang lebih smart, yakni selain demi efektivitas komunikasi, orang tua juga mencoba memperkenalkan teknologi komunikasi lebih dini kepada anak-anak mereka. Lewat pengenalan dini terhadap sebuah kemajuan teknologi komunikasi, diharapkan si anak bisa lebih "cerdas" mengadopsi dan menguasai teknologi tersebut. Harapan lebih jauhnya, si anak bisa terstimulasi otaknya sehingga lebih kreatif dan inovatif dalam berpikir. Setidaknya, lewat pengenalan lebih dini, anak tidak mengalami gejala "gaptek" alias gagap teknologi.
Alasan apa pun, sebenarnya sah-sah saja orang tua memperkenalkan anak-anak mereka terhadap handphone. Meski demikian, sah-sah pula ketika banyak kalangan justru mempertanyakan segi kelayakan: seberapa pantas anak-anak menggunakan handphone? Banyak alasan yang menjadikan pertanyaan itu muncul dari aspek psikologi yang dikhawatirkan akan memunculkan rasa cemburu dan kesenjangan sosial antara anak-anak yang menggunakan handphone dengan mereka yang tidak, khususnya jika si anak pengguna handphone terlalu atraktif memperlihatkan handphone-nya. Banyak kasus yang telah terjadi akibat penggunaan handphone terutama yang terjadi di sekolah-sekolah. Jangan biarkan anak menjadi korban teknelogi. Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di handphone misalnya kamera, permainan (games) maka hal tersebut akan menggangu mereka dalam menerima pelajaran di sekolah. Bagaimana tidak, tidak jarang mereka disibukkan tidak hanya dengan menerima panggilan, sms, misscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.
Sedangkan alasan siswa membawa telepon genggam atau handphone ke sekolah, antara lain adalah untuk :
1.     Melakukan komunikasi dengan orang tua.
Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan handphone sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan.
2. Mengikuti tren dan bahasa gaul.
Kebutuhan komunikasi tidak terlalu penting sebenarnya. Justru mereka tidak tahu untuk apa handphone kecuali untuk mengekor teman-temannya. Penganut madzhab ini biasanya menggunakan handphone untuk ber-sms-ria sesama kawannya. Dan dengan memiliki piranti ini mereka merasa derajatnya naik. Jadi ada bahasa simbol bagi kelompok ini. handphone menjadi simbol pergaulan siswa.
3. Mencari informasi iptek lewat internet
Hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri handphone canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat handphone. Namun alasan ke tiga ini sangat sedikit yang mengikuti karena selain membutuhkan piranti yang harganya mahal, biaya pemakaiannya pun tidak murah.
Dampak dari pemakaian handphone dengan maksud tak jelas itu sangat merugikan bagi siswa maupun orang tuanya, juga bagi guru sangat merugikan dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun tidak dinafikkan dengan banyaknya manfaat yang bisa diperoleh oleh siswa dengan adanya handphone seperti sudah dibahas di atas. Namun nampaknya keuntungan itu tidak sepadan dengan kerugian bagi pengguna dengan alasan-alasan tersebut. Paling tidak ada beberapa kerugian yang didapat :
1. Menurunnya konsentrasi belajar
Perhatikan saja siswa yang banyak menggunakan handphone dengan tujuan yang tidak jelas. Mereka akan lebih suka membicarakan isi sms atau tipe handphone yang tengah nge-tren daripada memperbincangkan pelajaran. Lebih parah lagi bagi sekolah yang kurang ketat dalam pengawasan penggunaan handphone pada siswanya. Bisa-bisa saat pelajaran berlangsung para siswanya akan mencuri-curi waktu untuk melakukan sms dengan temannya.
2. Menambah pengeluaran ekstra alias boros
Dengan kondisi perekonomian orang tua yang serba minim, namun karena anaknya memaksa untuk bisa memiliki handphone maka mereka harus mengeluarkan anggaran ekstra. Bila sebelumnya orang tua cukup memberi uang jajan dan transport setelah memiliki handphone harus menambah uang beli pulsa. Dan karena sebagian besar siswa belum memiliki skala prioritas dalam pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang mereka untuk membeli pulsa. Mereka rela tidak jajan asal bisa ber-sms-ria dengan temannya. Bahkan kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan belajar lainnya bisa kalah dengan kebutuhan membeli pulsa. Para guru di daerah pinggiran utamanya akan sangat faham dengan perilaku siswa semacam ini.
3. Meningkatnya gambar porno dan kata-kata jorok lewat handphone
Ini adalah akibat yang paling serius dari pemilikan handphone yang tak memiliki tujuan yang jelas. Dengan keisengan khasnya, mereka menggunakan handphone untuk saling bertukar gambar porno dan bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Bahkan yang paling mengerikan, mereka membuat gambar porno dengan model atau pemeran mereka sendiri seperti telah terjadi beberapa waktu lalu di salah satu SMA di Madiun, Jawa Timur.
Dan yang memprihatinkan biasanya orang tua tidak tahu aktifitas yang dilakukan anaknya lewat handphone -nya. Karena banyak orang tua yang gaptek atau gagap teknologi, maka dengan gampangnya mereka dikelabuhi anaknya. Dengan berpura-pura menjadi anak yang manis di rumah dan berada di kamar dengan buku digelar di meja belajar. Namun sesungguhnya ia mengembara di dunianya yang lain nan jauh. Maka disinilah peran sekolah untuk selalu mengawasi penggunaan handphone bagi siswa di sekolah sangat diperlukan.
Pihak sekolah yang mengijinkan siswanya membawa handphone ke sekolah perlu membuat beberapa peraturan tambahan, seperti tidak mengaktifkan handphone saat pelajaran berlangsung. Bahkan di beberapa sekolah, ada peraturan yang memperbolehkan guru-guru menyita handphone milik-murid apabila ia menggunakan handphone-nya saat pelajaran berlangsung. Tentunya beberapa peraturan ini akan mengurangi tingkat penyalahgunaan handphone di sekolah-sekolah. Dan dengan begitu handphone akan digunakan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai alat komunikasi.
Mengenai seberapa pentingnya membawa handphone, hal itu tergantung dari siswa. Karena setiap siswa membawa handphone ke sekolah dengan tujuan yang berbeda. Ada yang membawa handphone ke sekolah untuk kontak dengan orang tua, ada yang karena kesibukan sehari-harinya, ada yang hanya iseng, atau pamer, juga untuk pergaulan.
 Peraturan di sekolah perlu ditegakkan. Tapi akan lebih baik jika pihak sekolah melarang siswa untuk mempergunakan handphone di kelas saat pelajaran berlangsung dengan diikuti pengawasan ketat dan sanksi tegas dari pihak sekolah. Jika tidak, para siswa tidak akan takut pada peraturan. Dengan demikian, peraturan yang diberlakukan hanya akan mencegah penyalahgunaan handphone, seperti menyontek. Jika siswa tidak diperbolehkan untuk membawa handphone ke sekolah, hal tersebut akan memberatkan siswa. Risiko kehilangan yang biasanya diributkan sekolah sebagai alasan untuk memberlakukan peraturan tidak diperbolehkan membawa handphone. Tak ada jalan lain selain para siswa menjaga keutuhan barangnya masing-masing. karena pihak sekolah tidak mungkin bertanggung jawab penuh. Dan jika dilakukan penggeledahan, hal tersebut akan mengganggu PBM. Walaupun hal itu mungkin akan dilakukan jika terjadi kasus kehilangan handphone. Oleh sebab itu, sekolah perlu membuat tata tertib yang tegas mengenai masalah pemakaian handphone. Siswa boleh-boleh saja membawa handphone asalkan tidak digunakan dalam jam pelajaran. Walaupun disilent agar bunyi dering handphone tidak terdengar, tetap saja handphone tidak boleh dipakai. Tetapi akan lebih baik lagi jika dinon-aktifkan sama sekali.
Efek radiasi selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaan handphone diatas, penggunaan handphone juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya masyarakat lebih hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih handphone, khususnya bagi anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan handphone secara permanen. Sekadar mempekenalkan dan mengajarkan teknologi handphone boleh-boleh saja, tapi tunda dulu di sebagai pemakai tetap. Tidak saja dari aspek kesehatan yang diyakini masih relatif rentan, tapi dari sisi lain, khususnya menyangkut keamanan juga sangat rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, anak-anak merupakan salah satu target utama dari pada penjahat.
Ada beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh agar relatif aman menggunakan handphone. Langkah-langkah tersebut antara lain minimalkan pemakaian handphone pada anak, kurangi, atau hindari penggunaan handphone pada saat sinyal lemah karena saat itu handphone akan bekerja lebih keras sehingga memperkuat radiasi. Selain itu, usahakan jangan terlalu dekat ke telinga, jika perlu gunakan handsfree dan yang tidak kalah pentingnya adalah jangan biarkan anak-anak menggunakan handphone saat menyeberang jalan. Itu jauh lebih berbahaya.
Maraknya masyarakat menggunakan handphone sebetulnya memberikan dampak yang positif untuk masyarakat pada umumnya karena mempermudah komunikasi. Akan tetapi, yang perlu diingat adalah bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa dengan adanya teknologi yang semakin maju dari handphone ini tidak membuat masyarakat Indonesia mempunyai pola hidup yang konsumtif bahkan melebihi batas.
Dari beberapa hal yang telah di jelaskan di atas dapat di simpulkan bahwa globalisasi telah membawa dampak bagi kehidupan kita. Dampak positif dari globalisasi diantaranya ialah perubahan sistem pengetahuan menjadi maju; perubahan nilai budaya yang baik; perubahan etos budaya lebih baik; perubahan kepercayaan; serta perubahan pandangan hidup. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi ialah keguncangan budaya; dan ketimpangan budaya.
Sesungguhnya dengan globalisasi, kita dapat mengambil peranan yang lebih besar pada prakarsa dan kreavitas warga masyarakat melalui berbagai infrastuktur teknologi informasi dan transportasi, ekonomi, sosial-budaya, politik, atau elemen organisasi masyarakat. Setiap warga negara berkewajiban dan sekaligus merupakan suatu kehormatan apabila mampu menciptakan motivasi, tatanan, kondisi, dan peluang yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan prakarsa masyarakat itu sendiri.
Era globalisasi dewasa ini mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi dampak negatif yang akan timbul. Sudah saatnya, era globalisasi kita maknai dengan arti yang positif, antara lain tumbuhnya persaingan yang sehat, tingkat kompetisi yang tinggi, harus serba cepat, dan sebagainya.
Terhadap arus globalisasi yang makin berkembang pesat ini, kita harus memiliki sikap selektif. Sikap selektif terhadap globalisasi, baik aspek positif maupun negatif harus kita pertahankan. Kita dapat menerima aspek positif dari globalisasi, namun kita tetap harus selektif memilih semua aspek positif agar nilai dan jati diri bangsa tidak hilang. Kita juga harus menghindari aspek negatif dari globalisasi dan harus bersikap aktif menyeleksi semua proses globalisasi yang masuk.
          B.      Hipotesis
Kebanyakan siswa sering menggunakan handphone saat pelaksanaan proses belajar berlangsung sehingga akan menyulitkan siswa dalam hal konsentrasi terhadap pelajaran.
















BAB III
METODE PENELITIAN
         A.      Jenis Penelitian
      Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Reseach) . Jenis Penelitian ini adalah suatu penelitian yang menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada serta mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

         B.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Makassar pada bulan Februari 2011.

         C.      Populasi dan Ruang Sampel
   1.       Populasi
        Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Makassar.
   2.       Sampel
        Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa.


         D.     Pengumpulan dan Pengolahan Data
   1.      Pengumpulan data
      Teknik pengumpulan data yang disunakan dalam proses penelitian ini adalah dengan menggunakan pernyataan. Data yang diperoleh dengan mengumpulkan hasil jawaban dari kuisioner tersebut kemudian ditabulasi, diskoring, dipersentasekan dan dibuat dalam bentuk tabel.
   2.      Pengolahan data
Cara pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, dimana:
Pilihan Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS)
5
1
Setuju (S)
4
2
Ragu-ragu (R)
3
3
Tidak Setuju (TS)
2
4
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
5

         E.      Variabel dan Design Penelitian
      Variabel dari penelitian ini adalah siswa/siswi.
Ø  Variabel bebas : Pengaruh penggunaan handphone
Ø  Variabel terikat : Konsentrasi siswa dan terhadap pelajaran
Dari paradigma di atas terlihat adanya hubungan antara dua variabel tersebut.
         F.       Defenisi Operasional Variabel
Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dilapangan sehingga perlu membuat lintasan secara operasional, menganalisis  pengaruh penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa dengan pelajaran. Dapat mempengaruhi dalam artian baik itu memiliki pengaruh atau tidak.

         G.     Tabel Pengumpulan Data
      Angket adalah kumpulan atau daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden. Responden adalah orang yang diharapkan member respon atau jawaban. Dan dalam penelitian ini kami menggunakan angket tertutup untuk mengumpulkan data. Dimana angket tertutup adalah angket yang jawabannya sudah tersedia dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pilihan responden.

         H.     Teknik Analisis Data
      Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian, data yang diperoleh lalu dianalisis secara deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan analisis prosentase.



BAB IV
HASIL PENELITIAN
         A.        Hasil Penelitian
Telah dilaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Makassar dengan jumlah responden 30 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara observasi langsung dan instrumen berupa kuisioner terhadap responden dengan hasil sebagai berikut:
1.    Pengaruh penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa dengan pelajaran.
                 
Jumlah total skor perolehan responden = 2007 , sehingga persentase skor tingkat pemahaman responden adalah  :
Persentase perolehan  =    
Berdasarkan kriteria jawaban menggunakan skala Likert, maka tingkat pengetahuan responden  tentang pengaruh penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa dengan pelajaran berada dalam kategori yaitu:
·         0%-20%     =    Sangat lemah
·         21%-40%   =    Lemah
·         41%-60%   =    Sedang
·         61%-80%   =    Kuat
·         81%-100% =    Sangat kuat
     Distribusi frekuensi relatif pengaruh handphone  :
Interval  nilai
Frekuensi
frekuensi Relatife (%)
20 – 35
0
0%
36 – 51
2
6,67%
52 -67
13
43.33%
68 – 83
14
46,67%
84 – 100
1
3,33%

      Frekuensi Relatif  = 
     
B.      Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan responden sebanyak 30 siswa SMA Negeri 3 Makassar yang terdiri dari kelas X ( sepuluh ) , XI ( sebelas ) , XII ( duabelas ). Dan dalam hal ini ketiga tingkatan kelas tersebut telah mencukupi sampel dan mewakili siswa yang ada di SMA Negeri 3 Makassar.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
         A.        Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian, sesuai dengn tujuan penelitin yaitu untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari penggunaan handphone terhadap konsentrasi siswa dengan pelajaran. Hal ini ditunjukkan bahwa dari seluruh responden mmeperoleh jumlah total perolehan skor sebesar 2007 (66,9%) yang berada dalam katergori kuat (61%-81%).

B.        Saran
Sebaiknya saat dalam keadaan belajar, siswa dapat lebih meminimalkan penggunaan handphone agar siswa dapat lebih konsentrasi dengan pelajaran. Selain itu, sebaiknya siswa dapat menggunakan handphone sesuai dengan kebutuhan agar terhindar dari dampak negatif penggunaan handphone.




DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Bambang Tri dan Sunardi. 2010. Membangun Wawasan Kewarganegaraan 3. Surakarta: Tiga Serangkai.
Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII jilid 3. Jakarta: Erlangga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar