KTI PENGARUH PENGGUNAAN DIALEK TERHADAP KEGIATAN DISKUSI DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 03 MAKASSAR


PENGARUH PENGGUNAAN DIALEK TERHADAP
KEGIATAN DISKUSI DI KALANGAN SISWA
SMA NEGERI 03 MAKASSAR


KARYA TULIS ILMIAH

Disusun dan Diajukan sebagai Tugas Akhir
 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia




Oleh :
Fakhiratun Nisa Baharuddin
Nur Ariani Amir
XII  IPA 1

DINAS PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR
SMAN 03 MAKASSAR
2011



ABSTRAK

Fakhiratun Nisa Baharuddin, Nur Ariani Amir. Pengaruh Penggunaan Dialek terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar.

Telah dilaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Makassar. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Penggunaan Dialek terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar. Penelitian ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa-siswi SMA Negeri 3 Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kuisioner (angket). Populasi yakni seluruh siswa-siswi SMA Negeri 3 Makassar dengan pengambilan sampel sebanyak 30 siswa-siswi sebagai responden dari kelas X, XI, dan XII. Pengaruh Penggunaan Dialek terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar ditunjukkan bahwa dari seluruh responden memperoleh jumlah total perolehan sebesar 1308 (43,6%) yang berada dalam kategori sedang (41%-60%).           


 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Penggunaan dialek daerah yang kental, kesalahan nada, dan penggunaan kata yang tidak tepat seringkali menjadi kendala komunikasi saat berdiskusi. Sekarang ini, kebanyakan siswa-siswi di sekolah, dalam melakukan kegiatan diskusi sering mencampuradukkan antara bahasa formal dan penggunaan dialek. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa akan penggunaan bahasa formal.
Dalam bahasa yang digunakan sehari-hari pun, siswa hanya menggunakan bahasa dengan dialek dari masing-masing daerahnya, sehingga siswa jarang menggunakan bahasa formal. Saat berdiskusi pun, ketika siswa menggunakan bahasa formal, masih terdengar kaku. Bahkan ada siswa yang sangat susah untuk menggunakan bahasa formal saat diskusi.
Pada kenyataannya, ada pula guru yang menggunakan dialek saat proses belajar mengajar termasuk kegiatan diskusi. Inilah yang membuat penggunaan bahasa yang tidak komunikatif terjadi di dalam wilayah sekolah. Guru dan siswa terbiasa berbicara dengan menggunakan dialek yang ada di daerah tersebut. (chairil anwar,



          B.  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang menjadi fokus kajian penelitian ini adalah:
        1.     Dialek apa yang biasa digunakan oleh siswa SMA Negeri 03 Makassar pada saat kegiatan diskusi?
        2.      Apakah penggunaan dialek oleh siswa dapat menganggu kegiatan diskusi?
        3.   Bagaimana pengaruh pengunaan dialek terhadap kegiatan diskusi di kalangan siswa SMA Negeri 03      Makassar?

          C.     Tujuan
                 Tujuan masalah yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
         1.      Untuk mengetahui dialek yang biasa digunakan oleh siswa SMA Negeri 03 Makassar saat diskusi.
         2.      Untuk mengetahui apakah penggunaan dialek menganggu atau tidak saat kegiatan diskusi.
      3.      Untuk mengetahui pengaruh penggunaan dialek terhadap kegiatan diskusi di kalangan siswa SMA Negeri 03 Makassar saat diskusi.

          D.    Manfaat
          Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah:
Ø  Manfaat untuk Siswa :
1.      Untuk mengetahui dialek yang biasa digunakan oleh siswa SMA Negeri 03 Makassar saat diskusi.
2.      Untuk mengetahui apakah penggunaan dialek menganggu atau tidak menganggu saat kegiatan diskusi.
3.      Untuk mengetahui pengaruh penggunaan dialek terhadap kegiatan diskusi di kalangan siswa SMA Negeri 03 Makassar saat diskusi.

Ø  Manfaat untuk Guru :
1.      Sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berbahasa secara komunikatif saat kegiatan diskusi dengan tidak menggunakan dialek.

Ø  Manfaat untuk Sekolah :
1.      Sebagai sarana untuk menghasilkan siswa-siswi yang mampu berbahasa secara komunikatif.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
       Sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa membuat Indonesia kaya akan beragam kebudayaan, salah satunya adalah dialek atau sering disebut dengan istilah logat. Dialek (bahasa Yunani: διάλεκτος, dialektos), adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Dialek berbeda dengan ragam bahasa, ragam bahasa yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi ini berbeda satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan sehingga belum pantas disebut bahasa yang berbeda. Biasanya pemberian dialek adalah berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan faktor lain, misalkan faktor sosial. Sebuah dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan (fonologi, termasuk prosodi). Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka istilah yang tepat ialah aksen dan bukan dialek.
       Menurut Weijnen, yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), Dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain yang bertetangga yang mempergunakan sistem berlainan walaupun erat hubungannya. Sedangkan ciri-ciri dialek (menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) ada dua yaitu:
     1.    Dialek adalah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
2.    Dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa.
     Macam-macam dialek dilihat dari bentuknya dibagi menjadi tiga yaitu :
a.    Dialek Regional, yaitu dialek yang ciri-cirinya dibatasi oleh tempat. Sering juga disebut Dialek Area. Dialek ini biasanya berkembang di satu daerah tertentu, artinya orang di luar wilayah itu tidak akan paham dengan Dialek yang dimaksud.
b.    Dialek Sosial, yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu. Misalnya, orang di kalangan Kraton pasti memiliki dialek yang berbeda dengan orang-orang di luar kraton. Atau orang-orang yang ada di komunitas kantor pasti dialeknya berbeda dengan orang-orang yang ada di komunitas pasar.
3.    Dialek temporal, yaitu dialek yang berbeda dari waktu ke waktu. Dialek ini hanya berkembang pada kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti masa maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara penulisan dan pengucapannya. Misalnya Dialek Melayu Kuno, Dialek tahun 1970-an, dan lain-lain.



          B.     Hipotesis
Sebagian besar siswa SMA Negeri 03 Makassar terbiasa menggunakan dialek pada saat kegiatan diskusi berlangsung dan siswa merasa lebih nyaman saat menggunakan bahasa formal dan merasa kurang memahami jalannya diskusi saat tidak menggunakan dialek dalam berkomunikasi.




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
      Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Reseach). Jenis Penelitian ini adalah suatu penelitian yang menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada serta mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

           B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Makassar pada bulan Februari  2011.

           C.     Populasi dan Sampel
     1.      Populasi
      Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian kami adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Makassar.
Populasi bebas: seluruh
Populasi terikat: kelas XII
2.      Sampel
      Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 siswa.

          D.    Pengumpulan dan Pengolahan Data
    1.      Pengumpulan data
      Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah dengan menggunakan pernyataan. Data yang diperoleh dengan mengumpulkan hasil jawaban dari kuisioner tersebut kemudian ditabulasi, diskoring, dipersentasekan dan dibuat dalam bentuk tabel.

   2.      Pengolahan data
Cara pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 1-3, dimana:
Pilihan Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Setuju (S)
3
1
Ragu-ragu (R)
2
2
Tidak Setuju (TS)
1
3




         E.     Variabel Penelitian
      Variabel dari penelitian kami adalah siswa/siswi.
Ø  Variabel bebas  :  Pengaruh Penggunaan Dialek
Ø  Variabel terikat :  Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar.
Dari paradigma di atas terlihat adanya hubungan antara dua variabel tersebut.

         F.      Definisi Operasional Variabel
      Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dilapangan sehingga perlu membuat lintasan secara operasional, menganalisis pengaruh penggunaan dialek terhadap kegiatan diskusi siswa SMA Negeri 03 Makassar. Dapat mempengaruhi dalam artian baik itu memiliki pengaruh atau tidak.

         G.    Teknik Pengumpulan Data
      Angket adalah kumpulan atau daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden. Responden adalah orang yang diharapkan memberi respon atau jawaban. Dan dalam penelitian ini kami menggunakan angket tertutup untuk mengumpulkan data. Dimana angket tertutup adalah angket yang jawabannya sudah tersedia dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pilihan responden dengan menyertakan alasan.

          H.    Teknik Analisis Data
      Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian, data yang diperoleh lalu dianalisis secara deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan analisis prosentase.



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.      Hasil Penelitian
Telah dilaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Makassar dengan jumlah responden 30 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara observasi langsung dan instrumen berupa kuisioner terhadap responden dengan hasil sebagai berikut:
1.        Pengaruh Penggunaan Dialek terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar
Jumlah total skor perolehan responden = 1308 , sehingga persentase skor tingkat pemahaman responden adalah  :
Persentase perolehan  =    
Berdasarkan kriteria jawaban menggunakan skala Likert, maka tingkat pengetahuan responden tentang pengaruh Penggunaan Dialeg terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar berada dalam kategori yaitu:
·     0%-20%          =    Sangat lemah
·     21%-40%        =    Lemah
·     41%-60%        =    Sedang
·     61%-80%        =    Kuat
·     81%-100%      =    Sangat kuat
   Distribusi frekuensi relative pengaruh penggunaan dialeg  :
Interval  nilai
Frekuensi
frekuensi Relatife (%)
20 – 30
2
6,67%
31-40
7
23,33%
41-50
16
53,33%
51-60
5
16,67%

     Frekuensi Relatif  = 

B.       Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan responden sebanyak 30 siswa SMA Negeri 3 Makassar yang terdiri dari kelas X (sepuluh), IX  (sebelas), IIX (duabelas). Dan dalam hal ini ketiga tingkatan kelas tersebut telah mencukupi sampel dan mewakili siswa yang ada di SMA Negeri 3 Makassar.



BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian, sesuai dengan tujuan penelitin yaitu untuk mengetahui Dampak atau Pengaruh Penggunaan Dialek di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar dalam Kegiatan Diskusi. Hal ini ditunjukkan bahwa dari seluruh responden meperoleh jumlah total perolehan skor sebesar 1308 (43,6%) yang berada dalam kategori sedang (41%-60%), ini disebabkan karena sebagian siswa mengaanggap penggunaan dialek saat kegiatan diskusi tidak begitu menggaanggu jalannya diskusi, mereka merasa penggunaan dialek dapat membuat mereka lebih mudah untuk memahami jalannya diskusi. Namun, sebagian dari siswa merasa penggunaan dialek saat diskusi sangat menganggu kelancaran jalannya diskusi, mereka merasa penggunaan dielek semestinya tidak digunakann saat kegiatan diskusi karena penggunaan dialek bersifat tidak komunikatif dalam berbahasa dan berkomunikasi.

B.       Saran
Sebaiknya penggunaan dialek dalam kegiatan diskusi dihilangkan, agar diskusi dapat bersifat komunikatif dan bersifat lebih formal layaknya diskusi yang sesuai dengan tata cara diskusi yang baik dan bisa membuat siswa lebih terbiasa menggunakan bahasa baku.  






DAFTAR PUSTAKA
Zulaeha, Ida. 2010. Dialektologi: Dialek Geografi & Dielek Sosial. Graha Ilmu



Chaer, Abdul. 2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabariyanto, Dirgo. 1998. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya



LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan Dialek terhadap Kegiatan Diskusi di Kalangan Siswa SMA Negeri 03 Makassar

Nama   :          
Kelas   :

Sehubungan dengan lancarnya penyelesaikan tugas Karya Ilmiah Remaja (KIR) kami. Kami mengharapkan partisipasi atau bantuan dari teman-teman untuk mengisi angket dibawah ini. Dengan memberikan tanda (ü) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Ket.   : S (Setuju)             R (Ragu-ragu)          TS (Tidak Setuju)
1.      Siswa sering menggunakan dialeg saat berdiskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya :                               __________________________________________________________
__________________________________________________________

2.      Guru memperbolehkan siswa menggunakan dialeg saat berdiskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________
3.      Penggunaan dialeg saat berdiskusi sangat tidak komunikatif.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

4.      Siswa sering menggabungkan bahasa formal dan dialeg saat diskusi berlangsung.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

5.      Bahasa formal sebaiknya digunakan saat diskusi berlangsung.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

6.      Penggunaan dialeg sebaiknya tidak digunakan saat diskusi berlangsung.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

7.      Saat diskusi, siswa akan lebih mudah mengerti jika menggunakan bahasa formal dibandingkan dengan menggunakan dialeg.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya   :             ________________________________________________________
__________________________________________________________

8.      Guru pembimbing juga sering menggunakan dialeg saat diskusi berlangsung.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya   :             _________________________________________________________
__________________________________________________________

9.      Siswa lebih nyaman menggunakan dialeg dibandingkan bahasa formal saat diskusi berlangsung.
     □ S       □ RR            □ TS     
Alasannya   :             _________________________________________________________
__________________________________________________________

10.  Sebagian besar siswa SMA NEGERI 03 MAKASSAR menggunakan dialeg saat diskusi berlangsung.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya   :             ________________________________________________________
__________________________________________________________
11.  Siswa tidak pernah menggunakan dialeg pada saat diskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya   :             ______________________________________________________
__________________________________________________________
 
12.  Kebiasan siswa menggunakan bahasa formal akan mempermudah siswa untuk lebih mahir dalam menggunakan bahasa yang baik.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya  :                              ______________________________________________________
__________________________________________________________

13.  Penggunaan dialeg sebaiknya digunakan dalam berkomunikasi di luar diskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya  :             _________________________________________________________
__________________________________________________________

14.  Penggunaan bahasa formal dalam kegiatan diskusi dapat memperlancar kegiatan diskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya  :             _________________________________________________________
__________________________________________________________

15.  Dialeg yang biasa digunakan dalam kegiatan diskusi adalah dialeg Makassar.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya :               _________________________________________________________
__________________________________________________________

16.  Seringnya penggunaan dialeg dalam kegiatan diskusi dipengaruhi karena kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya penggunaan bahasa formal dalam kegiatan diskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya :               ______________________________________________________
__________________________________________________________

17.  Larangan penggunaan dialeg sebaiknya tidak hanya dalam kegiatan diskusi tetapi juga di luar kegiatan diskusi.
□ S           □ RR            □ TS     
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

18.   Guru melarang penggunaan dialeg saat kegiatan diskusi berlangsung.
□ S           □ RR           □ TS    
Alasannya :               _________________________________________________________
__________________________________________________________
19.  Kebiasaan siswa menggunakan bahasa formal akan memudahkan siswa untuk lebih terbiasa berbicara komunikatif.
□ S              □ RR        □ TS
Alasannya :               __________________________________________________________
__________________________________________________________

20.  Penggunaan bahasa formal hanya dilakukan jika diskusi tersbut menyangkut pelajaran Bahasa Indonesia.
□ S              □ RR           □ TS
Alasannya :               _________________________________________________________
__________________________________________________________


RIWAYAT HIDUP
Fakhiratun Nisa B lahir di Ujung Pandang, 13 April  1993. Anak ke 4 dari 4 bersudara dari  pasangan Baharuddin (Alm.) dan Dra. Hj. Hamsidar.
Penulis pernah bersekolah di taman kanak-kanak Al-Hidayah Makassar, lalu lanjut ke SD Inp. Hartaco Indah Makassar, kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di MTsN Model Makassar dan melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 3 Makassar. Penulis memilki hobby  membaca novel dan penulis juga aktif dalam Organisasi Ikramal SMA Negeri 3 Makassar.








DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nur Ariani Amir lahir di Ujung Pandang, 13 Agustus 1993. Anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Amir Yusuf dan Dra. Kamariah ini pernah bersekolah di taman kanak-kanak Khadijah Makassar (1998-1999), lalu lanjut ke SD Negeri Kompleks Sambung Jawa Makassar (1999-2005), kemudian lanjut di SMP Negeri 3 Makassar (2005-2008) dan melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Makassar (2008-2011). Sekarang ini, sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri di Makassar yaitu Universitas Negeri Makassar dan mengambi jurusan Kimia program studi Kimia Sains di fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
              Pengalaman berorganisasi pernah dirasakan saat masih menduduki bangku Sekolah Menengah Atas yaitu sebagai pengurus Rohis yang bernama Ikramal 03 dan mengemban amanah sebagai anggota dakwah (2009) dan sebagai koordinator kesekretariatan (2010). Sekarang ini masih tetap berorganisasi di sebuah forum yang bergerak dalam menggebyarkan dakwah sekolah khususnya pada Sekolah Menengah Atas dan forum tersebut bernama Forum Ukhuwah Muslimah (FUM) Makassar. Amanah yang diemban saat ini di FUM Makassar yaitu menjadi anggota di Biro Pengembangan Media. 
                                                                             




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Areum mengatakan...

Wahh keren, masih SMA sudah membuat karya tulis ilmiah ya,... hebatt lanjutkan semangat. Blognya sangat bermanfaat (y)

Shofiyyah mengatakan...

Terima kasih..^^

Posting Komentar