LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengaruh Suhu
terhadap Aktivitas Organisme”
disusun oleh:
Nama : Nur Ariani Amir
NIM : 1113140037
Kelas/kelompok : B (Kimia Sains) / VI
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten dan koordinator asisten, maka dinyatakan diterima.
Nama : Nur Ariani Amir
NIM : 1113140037
Kelas/kelompok : B (Kimia Sains) / VI
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten dan koordinator asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, Desember
2011
Koordinator
Asisten Asisten
Ariandi Muliana GH
NIM. 071404075 NIM. 091404018
Mengetahui
Dosen penanggung jawab
Drs.
H.
Hamka L., M.S
NIP: 196212311987021005
NIP: 196212311987021005
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mikroskop memiliki bagian-bagian fungsi tertentu
seperti lensa okuler, lensa objektif, makrometer, mikrometer, diafragma, tubus,
kondensor, meja sediaan, sengkelin, dan lain-lain. Untuk itu, bagi mahasiswa
yang baru mengenal mikroskop dan baru belajar menggunakannya diharapkan
mengikuti langkah-langkah dan prosedur kerja agar mudah melakukan praktikum,
cepat, terampil, dan dapat menemukan bayangan dengan baik dan cepat.
Mata manusia hanya dapat melihat objek yang
bergaris terngah sepersepeluh milimeter. Untuk dapat melihat benda yang jauh
lebih besar dan beberapa organisme bersel tunggal lain seratus kali lebih kecil
dari ukuran tersebut dan virus dengan ukuran puluhan ribu kali lebih kecil
selama 350 tahun terakhir kemajuan dalam desain mikroskop kemungkinan kita
mengamati objek-objek yang sangat kecil.
Antonie Van Leuwenhoek (1632-1723) adalah
orang yang menemukan mikroskop. Beliaulah orang pertama yang menggunakan lensa
untuk mempelajari bakteri yaitu sel ragi dan sel darah.
Untuk mengamati hal-hal tersebut, penggunaan
mikroskop dalam melakukan pengamatan adalah salah satu cara yang dapat ditempuh.
Dalam pengamatan ini membutuhkan suatu keterampilan dan keahlian dalam
menggunakan mikroskop, sehingga nantinya hasil pengamatan yang diperoleh lebih
jelas dan teliti. Tentunya langkah awal yang dapat ditempuh adalah mengenal
mikroskop itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan
praktikum mengenai pengenalan mikroskop dan penggunaan mikroskop untuk melihat
sediaan sederhana dengan judul praktikum “Cara Menggunakan Mikroskop”.
B. Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan
sederhana.
C.
Manfaat
Manfaat
dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan terampil
dalam penggunakan
mikroskop biologi secara cepat dan aman
untuk melihat sediaan sederhana.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat,
atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. (Sulistyaindriani, 2011).
Peranan mikroskop sangat diperlukan dalam mempelajari mikroorganisme, untuk itu perlu semangat memahami atau menilai batas hakiki mata sebagai alat pembesar, ukuran pada benda yang dapat dilihat dengan mata manusia berbanding langsung dengan sudut benda yang berlawanan dengan mata. Karena itu, jika jarak mata itu setengah ukuran benda yang tampak dua kalinya, akan tetapi mata tidak dapat memusatkan pada benda-banda yang jaraknya lebih kecil dari 25 cm sebab jarak terebut merupakan jarak maksimum untuk pembasaran yang efektif. Supaya semua dapat terlihat, suatu benda harus berlawanan arah dengan mata pada sudut 1 derajat atau lebih besar dari jarak 25 cm, hal ini sesuai untuk partikel dengan diameter kira-kira 0,5 mm (Inggaranan, 1982). Mikroorganisme uniseluler terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang manusia. Untuk dapat mencarinya dan untuk memperhatikamm bentuk dan struktrurnya maka penggunaan mikroskop sangat perlu fungsi pembesaran sistem lensa alat itu terletak diantara benda dan mata terutama untuk memperbesar sudut nyata yang berlawanan dengan mata terhadap benda di dalam medan mikroskop. Selain dari itu, faktor lain yang sangat penting ialah kontras dan penguraian (resolusi). Agar dapat tampak dengan mikroskop, suatu benda harus mempunyai derajat kontras tertentu terhadap medium sekitarnya dan untuk memperoleh bayangan yang dibesarkan secara jelas. Mikroskop harus mempunyai daya pemisah yang cukup memungkinkan penglihatan sebagai benda-benda terpisah dari pada titik-titik yang sangat berdekatan di dalam bayangan (Inggaranan, 1982)
Peranan mikroskop sangat diperlukan dalam mempelajari mikroorganisme, untuk itu perlu semangat memahami atau menilai batas hakiki mata sebagai alat pembesar, ukuran pada benda yang dapat dilihat dengan mata manusia berbanding langsung dengan sudut benda yang berlawanan dengan mata. Karena itu, jika jarak mata itu setengah ukuran benda yang tampak dua kalinya, akan tetapi mata tidak dapat memusatkan pada benda-banda yang jaraknya lebih kecil dari 25 cm sebab jarak terebut merupakan jarak maksimum untuk pembasaran yang efektif. Supaya semua dapat terlihat, suatu benda harus berlawanan arah dengan mata pada sudut 1 derajat atau lebih besar dari jarak 25 cm, hal ini sesuai untuk partikel dengan diameter kira-kira 0,5 mm (Inggaranan, 1982). Mikroorganisme uniseluler terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang manusia. Untuk dapat mencarinya dan untuk memperhatikamm bentuk dan struktrurnya maka penggunaan mikroskop sangat perlu fungsi pembesaran sistem lensa alat itu terletak diantara benda dan mata terutama untuk memperbesar sudut nyata yang berlawanan dengan mata terhadap benda di dalam medan mikroskop. Selain dari itu, faktor lain yang sangat penting ialah kontras dan penguraian (resolusi). Agar dapat tampak dengan mikroskop, suatu benda harus mempunyai derajat kontras tertentu terhadap medium sekitarnya dan untuk memperoleh bayangan yang dibesarkan secara jelas. Mikroskop harus mempunyai daya pemisah yang cukup memungkinkan penglihatan sebagai benda-benda terpisah dari pada titik-titik yang sangat berdekatan di dalam bayangan (Inggaranan, 1982)
Mikroskop adalah alat utama dalam
mempelajari struktur benda-benda kecil. Mikroskop yang menggunakan cahaya
disebut mikroskop optik, yang banyak dilakukan di Laboratorium sekolah.
Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi atau monokuler dan mikroskop
streo atau binokuler
(Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011) mikroskop biologi digunakan untuk perngamatan benda tipis stransparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Pada mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
(Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011) mikroskop biologi digunakan untuk perngamatan benda tipis stransparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Pada mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
- Objektif 4 x dan okuler 10 x, pembesaran total 40 x
- Objektif 10 x dan okuler 10 x, pembesaran total 100 x
- Objektif 40 x dan okuler 10 x, pembesaran total 400 x
- Objektif 100 x dan okuler 10 x, pembesaran total 1000 x
Objek
yang paling kuat pada mikroskop optic 100 x disebut objektif emersi, karena
penggunaannya harus pakai minyak emersi, dan cara pemakaiannya dengan khusus
pula.
Mikroskop
membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar daripada wujud sebenarnya. Hal
ini disebut pembesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola
terperinci yang tidak nampak oleh mata telanjang. Hal ini disebut penguraian (Goldster, 2004).
Pembesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop majemuk adalah hasil kerja, dua sistem lensa: Lensa objektif yang dengan specimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata (Ali, 2005)
Pembesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop majemuk adalah hasil kerja, dua sistem lensa: Lensa objektif yang dengan specimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata (Ali, 2005)
Menurut
Anonim (2011), bagian optik dari mikroskop dan fungsinya sebagai berikut:
1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu
inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana di angkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pemantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan
kondensor.
6. Kondensor,
lensa
yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang
meja sediaan.
meja sediaan.
7. Diagfragma, pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (onjek glass).
10. Penggerak mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang Meja sediaan,
lubang ditengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya
cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus.
14. Tubus, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver, cakram tempat melekatnya lensa objektif.
16. Lensa objektif, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler,
menerima bayangan dari okuler kemudian membesarkannya.
Menurut Ali
(2005), berbagai jenis mikroskop dapat digunakan mikrobiologi. Pemilihan
mikroskop sangat bergantung pada ukuran benda yang akan diamati. Beberapa
mikroskop cahaya hanya digunakan untuk mengamati benda walau tanpa diwarnai,
sebaliknya yang lainnya dirancang untuk mengamati benda walau tanpa diwarnai.
1.
Mikroskop Medan Terang
Umumnya mikroskop yang digunakan pada sebagian besar laboratium mikrobiologi adalah mikroskop medan terang, dimana cahaya tampak di transmisikan ke spesimen. Mikroskop ini biasanya membuttuhkan spesium yang telah diwarnai dan dan jarang menggunakan spesimen hidup.
Umumnya mikroskop yang digunakan pada sebagian besar laboratium mikrobiologi adalah mikroskop medan terang, dimana cahaya tampak di transmisikan ke spesimen. Mikroskop ini biasanya membuttuhkan spesium yang telah diwarnai dan dan jarang menggunakan spesimen hidup.
2.
Mikroskop
Fluorescens
Mikroskop
yang diwarnai dengan pewarna pendar (fluorences) akan berwarna lain dibawah
mikroskop pender dibanding jika dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
3.
Mikroskop
Medan Gelap
Mikroskop medan gelap ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup,
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop
majemuk.
4. Mikroskop Fase kontraks
Cara ideal untuk mengamati benda ialah dalam keadaan alamiyah yaitu
tidak diberi zat warna dan spesimen tetap dalam keadaan hidup.
5. Mikroskop Elektron
a. Mikroskop electron transmisi (TEM)
Penemuan
mikroskop elektron transmisi (TEM) sejak 40 tahun lalu merupakan suatu
kemajuaan yang luar biasa utamanya bagi para mikrobiologiwan.
b. Mikroskop electron pemayaran (SEM)
Mikroskop electron pemayaran (SEM) menggunakan berkas electron
namun yang seharusnya ditrnsmisikan secara serempak ke seluruh medan electron
difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat digekkan maju mundur pada spesimen
.
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis / 10 November 2011
Waktu : Pukul 16.00 s.d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III sebelah Timur FMIPA UNM
B. Alat dan bahan
1. Alat:
a. Mikroskop Biologi
b. Kaca benda
c. Tusuk gigi
d. Pisau silet baru
2. Bahan:
a. Wortel (Daucus
carota)
b. Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
c. Daun labu (Cucurbita
moschata)
d. Bawang merah (Allium cepa)
C. Prosedur kerja
1. Menyiapkan mikroskop
1. Menyiapkan mikroskop
a. Mengambil mikroskop dengan bon alat.
b. Menyediakan alat dan bahan yang akan
digunakan.
c. Meletakkan Mikroskop diatas meja yang datar dengan bagian lengan
tepat
berada dihadapan anda.
berada dihadapan anda.
2. Mengatur
masuknya cahaya kedalam tubus:
a.
Memperhatikan
keadaan ruangan praktikum Anda, dari mana arah datangnya
cahaya lebih terang. Mengarahkan cermin
mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka
diagfragma atau putar lepmpeng pada posisi
lubang sedang. Mikroskop memiliki
kondensor diatas posisinya mendekati
meja sediaan dan gunakan cermin
datar, untuk mikroskop yang tanpa kondensor gunakan cermin cekung
b.
Mengatur
posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap kemeja sediaan
sampai bunyi klik.
c.
Menurunkan
tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus
turun maksimal.
d.
Meneropong
lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan
mata kanan
akan tampak medan bundar putih.
akan tampak medan bundar putih.
e.
Mikroskop
siap dipakai mengamati sediaan.
3.
Cara mengatur jarak lensa dengan sediaan
a. Dengan tangan, memutar pengatur kasar atau makrometer kearah pengatur kasar atau
makrometer kearah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan
mengecil, lakukan sebaliknya
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan diatas meja sediaan
sedemikiaan rupa sehingga bahan yang diamati berada ditengah lubang meja,
jepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu
longgar tangan-tangan memutar mikrometer
menurunkan tubus sambil dilihat
dari samping ujung objek mendekati kaca benda sampai maksimum 5 - 10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan-tangan memutar makrometer menaikkan
tubus perlahan-lahan, amati medan pandang sampai muncul bayangan.
Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum
juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Ulangi kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur maka teropong terus sambil memutar micrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Ulangi kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur maka teropong terus sambil memutar micrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
e. Memeriksa okuler (pembesaran berapa?) dan
objektif (pembesaran berapa?), lalu menghitung pembesaran bayangan yang dilihat
f. Kalau sudah mengamati, preparat dikeluarkan.
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan..
Akhir kegiatan
menggunakan mikroskop, memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Tidak boleh menyimpan preparat di atas meja sediaan setelah
digunakan.
b. Membersihkan preparat dengan tisu kemudian menyimpannya didalam kotak alat.
c. Membersihkan mikroskop.
d. Membuang sisa bahan yang tidak dipakai lagi ke tempat sampah.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Mikroskop
Keterangan:
1. Lensa okuler
2. Makrometer
3. Mikrometer
4. Lengan
5. Penggerak mekanis
6. Sumbu inklinasi
7. Kaki mikroskop
8. Cermin
9. Pengatur kondensor
10. Kondensor
11. Diafragma
12. Meja sediaan
13. Sengkeling
14. Lensa objektif
15. Revolver
16. Tubus
2. Hasil Pengamatan pada Tumbuhan
a.
Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
Keterangan :
1.
Sel penutup
2.
Stomata
3.
Sel epidermis
Pembesaran : 40x10
|
b. Bawang merah (Alllium cepa)
Keterangan :
1.
Sel kubus berlapis
Pembesaran: 40x10
|
c. Daun labu (Cucurbita
muschata)
Keterangan:
1.
Septa
2.
Trikoma jarum
3.
Basal
Pembesaran: 10x10
|
d. Wortel (Daucus
carota)
Keterangan :
1.
Sel epidermis
2.
Korteks
Pembesaran: 10x10
|
B. Pembahasan
Mikroskop
adalah alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam
biologi, untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat dengan
kasat mata. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan
mata telanjang. Komponen-komponen mikroskop optikyang terdiri dari :
1.
Kaki
mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2.
Tiang,
tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana di angkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pemantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan
kondensor.
6. Kondensor,
lensa
yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
7. Diagfragma, pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (onjek glass).
10. Penggerak mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang Meja sediaan,
lubang ditengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya
cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus.
14. Tubus, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver, cakram tempat melekatnya lensa objektif.
16. Lensa objektif, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler, menerima
bayangan dari okuler kemudian membesarkannya
Berdasarkan
hasil penganatan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan mikroskop
biologi untuk mengamati sel-sel diperoleh data sebagai berikut:
1.
Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
Pengamatan daun adam hawa (Rhoeo discolor) dilakukan dengan
menggunakan mikroskop biologi dengan pembesaran 40x10. Dengan pembesaran
tersebut, kita dapat melihat di bagian daun tersebut terdapat serabut-serabut
yang berwarna hitam serta terdapat batasan sel yang berwana ungu. Tampak pula sel epidermis yang berwarna putih, dimana di dalam epidermis tersebut terdapat stomata yang berfungsi
sebagai mulut daun, yaitu tempat keluar masuknya udara, serta terdapat pula sel penutup yang
berwarna hijau.
2.
Bawang merah (Allium cepa)
Pengamatan bawang merah (Allium cepa) dilakukan dengan menggunakan pembesaran 40x10,
dimana dengan pembesaran tersebut, dapat diamati bahwa sel pada bawang merah
itu berbentuk seperti batu bata yang disebut sel kubus berlapis.
3.
Daun labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan daun labu (Cucurbita moschata), ditemukan
bentuk seperti jarum yang memiliki segmen yang disebut trikoma jarum yang berfungsi untuk mengurangi
ganggua hewan dan manusia. Segmen yang terdapat pada trikoma jarum tersebut dinamakan septa. Selain
itu juga terdapat basal.
Pembesaran yang digunakan yaitu 10 x
10 dengan menggunakan mikroskop Biologi.
4.
Wortel (Daucus carota)
Pengamatan yang dilakukan pada wortel (Daucus carota )yaitu terdapat sel epidermis kemudian di atas sel epidermis tersebut
terdapat korteks yang berbentuk bulat. Pembesaran yang dialakukan ialah 10x10.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mahasiswa melakukan percobaan mengenai cara menggunakan
mikroskop, mahasiswa telah terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat
dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam menggunakan mikroskop dan
alat-alat
lainnya
lainnya
2. Sebaiknya setiap praktikan berhati-hati dalam melakukan
pengamatan agar
bayangan yang dihasilkan semakin jelas.
bayangan yang dihasilkan semakin jelas.
3. Agar mendapat hasil yang baik, maka setiap praktikan sebaiknya
memeriksa
pembesaran mikroskop.
pembesaran mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Alimuddin.
2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim. 2011. Penunutun
Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Goldster,
Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer
Jilid 10 Edisi II. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi
Inggaranan, J. 1982. Dunia Mikroba I.
Jakarta: Bharatama Karya Akdara.
Sulistyaindriani. 2011. Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya. http://sulistyaindriani.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 15 November 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Tuliskan nama bagian optik dari Mikroskop !
jawab:
jawab:
a.
Lensa
objektif
b.
Lensa
okuler
c.
Cermin
d.
Kondensor
e.
Diafragma
2. Tuliskan nama bagian mekanik dari mikroskop !
jawab:
jawab:
a. Kaki mikroskop
b. Tiang
c. Lengan atau pegangan mikroskop
d. Pengatur kondensor
e. Meja sediaan
f. Sengkeling
g. Penggerak mekanis
h. Lubang meja sediaan
i.
Makrometer
j.
Mikrometer
k. Tubus atau tabung okuler
l.
Revolver
atau pemutar objektif
3.
Tuliskan
fungsi bagian mekanik
jawab:
jawab:
a.
Kaki
mikroskop, sebagai alat tempat tumpuan berdiri.
b.
Tiang,
tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
c.
Lengan
atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
d.
Pengatur
kondensor. bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
e.
Meja
sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
f.
Sengkling,
penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
g.
Penggerak
mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
h.
Lubang
meja sediaan, lubang ditengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya
dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
i.
Makrometer,
pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara
kasar.
j.
Mikrometer,
pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara
halus.
k.
Makrometer,
pengatur kasar, alat penggerak tubus ke
atas atau ke bawah secara kasar.
l.
Tubus
atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler atau tempat
melekatnya benda okuler.
m.
Revolver
atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif sebagai
ukuran.
4. Kalau bayangan dalam medan pandangan akan di geser ke kiri-depan. Kearah
manakah kaca benda atau sediaan harus digeser? Mengapa demikiaan?
jawab:
manakah kaca benda atau sediaan harus digeser? Mengapa demikiaan?
jawab:
Kalau bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan
maka
arah kaca benda kebelakang. Mengapa demikian? Karna prinsip mikroskop
diperbesar dan terbalik.
arah kaca benda kebelakang. Mengapa demikian? Karna prinsip mikroskop
diperbesar dan terbalik.
5.
Tuliskan
pengaruh negative terhadap mikroskop kalau lensa di gosok dengan kain atau
kertas kasarr?
jawab:
jawab:
Dapat
merusak lensa dan hasil pengamatan tidak jelas..
0 komentar:
Posting Komentar