A.
KEBUDAYAAN
1.
Pengertian
Budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya
berasal dari bahasa sansekerta ,yaitu budhayah
yang artinya bentuk jamak kata buddhi
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata cultuur, dalam
bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang
dalam arti culture,yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut
pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
a.
E.B. Tylor, budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengatahuan, kepercayaan, moral, keilmuan,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
b.
R. Linton, kebudayaan dapat
dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah
laku yang dipelajari, dimana unsure pembangunnya didukung dan diteruskan oleh
masyarakat lainnya.
c.
Koentjaraningrat, mengartikan
bahwa kebudayaan adalah seluruh system gagasan, milik diri manusia dengan
belajar.
d.
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
e.
Herkovits, kebudayaan adalah
bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau
budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non
material. Sebagian besar ahli mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan
besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme,
yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari
tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
2.
Perwujudan Kebudayaan
Beberapa ilmuwan seperti Talcott
Parson (Sosiolog) dan al Krober (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan
wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu system. Dimana wujud kebudayaan itu
adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.
Demikian pula J.J Honigmann dalam bukunya The
World Of Man ( 1959 ) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu : ideas, activities, and artifact.sejalan
dengan fikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
a.
Wujud sebagai kompleks dari ide
– ide, gagasan, nilai – nilai, norma-norna, dan peraturan.
b.
Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.
Wujud kebudayan sebagai
benda-benda hasil karya manusia.
3.
Substansi (Isi) Utama Budaya
Subtansi (isi) utama kebudayaan
merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang
bermunculan didalam masyarakat yangmemberi jiwa kepada masyarakan itu sendiri,
baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup,kepercayaan,
presepsi, dan etos kebudayaan.
a.
System Pengetahuan
System
pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk social merupakan suatu
akumulasi dari perjalan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
o Alam sekitar
o Alam flora di daerah tempat tinggal
o Alam fauna di daerah tempat tinggal
o Zat-zat benda mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
o Tubuh manusia
o Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia
o Ruang dan waktu
b.
Nilai
Nilai adalah sesuatu
yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh
seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan
memiliki nilai apabila berguna dan berharga ( nilai kebenaran ), indah ( nilai
estetika ) baik ( nilai moral atau etis),religious( nilai agama ).
c.
Pandangan hidup
Pandangan hidup
merupakan pedoman bagi suatu bangsa ata masyarakat dalam menjawab atau
mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep
nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu,
pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan
dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa.
d.
Kepercayaan
Kepercayaan
yang mengandung arti lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk mehambahkan
diri kepada yang maha tinggi, yaitu dimensi lain diluar diri dan
lingkungannya,yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini
sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan
hidup,dan hanya yang maha tinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam
mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan
e.
Persepsi
Presepsi atau sudut pandang ialah
suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang
digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan. Presepsi terdiri
atas:
o Presepsi sensorik, yaitu presepsi yang terjadi tanpa menggunakan
salah satu indera manusia.
o Presepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu
lain.
o Presepsi clairvoyance,
yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari
tempat orang yang bersangkutan.
f.
Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa
kebudayaan (dalam antropolog), berasal dari Bahasa Inggris yang berarti watak
khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran
warga masyarakatnya, serta sebagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat
dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang
Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan
berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak,
bahwa watak orang Jawa memancarkan
keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang
sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feudal,serta diskriminasi terhadap
tingkatan social.
4.
Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh
setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari
berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memilikiciri
atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan
sifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan dimiliki cirri-ciri yang
sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan factor ras, lingkungan
alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya
dimana pun. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
a.
Budaya terwujud dan tersalurkan
dari perilaku manusia.
b.
Budaya telah ada terlebih
dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.
Budaya perlu ditingkatkan oleh
manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakuhnya.
d.
Budaya mencakup aturan-aturan
yang bertisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan
ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang,dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
5.
Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari
kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari fikiran-fikiran, gagasan, konsep,
serta keyakinan. Dengan demikian, sistem kebudayaan merupakan bagian dari
kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat
istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan disitulah salah
satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan –tindakan dan
tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk
unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata
kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Unsur pokok
kebudayaan (menurut Bronislaw Malinoswski):
a.
Sistem norma yang memungkinkan
kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam
sekelilingnya.
b.
Organisasi ekonomi
c.
Alat-alat dan lembaga
pendidikan
d.
Organisasi kekuatan.
6.
Manusia sebagai Pencipta dan
Pengguna Kebudayaan
Tercipta
atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia
dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan
akal pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan
yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36) sebagai daya
manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, dan
intuisi; perasaan dan emosi; kemampuan; fantasi; dan perilaku.
Dengan
sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dengan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia , namun manusia sendiri itu adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia penciptanya
dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakan. Kebudayaan akan
terus hidup manakala ada manusia sebagai penduduknya. Dialektika ini didasarkan
pada pendapat Peter L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental.
Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap:
a.
Tahap eksternalisasi
b.
Tahap objektivitasi
c.
Tahap internalisasi.
Tahap
eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus
kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental. Tahap objektivitas adalah
tahap aktivias manusia suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia
diserap oleh manusia kembali.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan
lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia memrlukan kepuasan baik di
bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebuthan tersebut dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumrber pada masyarakat itu sendiri.
7.
Pengaruh Budaya terhadap Lingkungan
Budaya
yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis
pengaruh akibat budaya etrhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa
suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan
menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha
untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dalam
lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya yang mengandung banyak
variabel yang saling berhubungan dalam psikologi lingkungan dalah pendekatan
sistem yan g melihat rangkaian sistematik antara beberapa subsistem yang ada
dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang
ada.
8.
Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Sebagai
mana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh
karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan
manusia sendiri, karena kebudayyaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Perkembangan
kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan
memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial.
Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya
perubahan kebudayaan.
Kebudayaan
yang dimilki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pregaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antara kelompok
atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu bila mana kebdayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau
memenuhi tuntutan yang dihadapi.
B. PERADABAN
Indonesia
pada masa lalu terdapat Peradaban Kuno yang telah mati seperti
Kerajaan Majapahit yang terkenal dan juga Kerajaan Besar lain yang tersebar di
Kepulauan Nusantara ini . Lalu apa yang terjadi dengan Peradaban Bangsa Indonesia yang keberadaannya sebagai Negara dan Bangsa
Merdeka yang baru terbentuk tanggal 17 Agustus 1945
Dari
mana aslal usul peradapan nenek moyang kita dan bagaimana Peradaban Bangsa Kita
masa kini berproses dan akan dibawa kemana Perdapan Bangsa kita ini?
Sebelum mengkaji masalah ini sebaiknya kita Mendefinisikan dulu apa itu Peradaban dan apa itu Kebudayaan.
Sebelum mengkaji masalah ini sebaiknya kita Mendefinisikan dulu apa itu Peradaban dan apa itu Kebudayaan.
1.
Pengertian
Dikalangan
para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua
istilah (kebudayaan dan Peradaban) yang sering dicampuradukkan itu bahkan
pendapat diantara para ahli kadang-kadang bertentangan satu sama lain;
a.
Bierens De Hann.
Mempertentangkan pengertian kebudayaan dan peradaban sebagai berikut, peradaban
adalah seluruh kehidupan social, politik, ekonomi dan tehnik. Jadi peradaban
adalah bidang kehidupan untuk krgunaan yang pratis, sedangkan kebudayaan ialah
sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih dan murni yang berada
diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan.
b.
Oswald Spengl(1880-1936)
peradaban ialah kebuyaan yang sudah tidak tumbuh lagi sudah mati.
c.
Prof. Dr. Koentjaranigrat,
peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian.
Masyarakat telah mencapai tahap
kebudayaan tertentu dan telah maju berarti masyarakat tersebut telah mencapai
tingkat peradaban tinggi yang bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan lain-lain.
Peradaban merupakan suatu istilah
yang digunakan untu menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang
dianggap halus, indah, dan maju. Misalnya perkembangan kesenian, IPTEK-nya saja
atau keseniannya saja misalnya.
Konsep peradaban tidak lain adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tungkat tertentu yang tercermin
dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya.
Kebudayaan merupakan kelanjutan yang
bertahap kearah yang semakin kompleks. Di mana unsure-unsur kebudayaan
terintegrasi menjadi satu sistem budaya dan memiliki keterkaitan antara ketujuh
unsure kebudayaan universal yaitu sistem teknologi, peralatan, sistem mata pencaharian,
organism, social, religi, dan bahasa.
Untuk lebig jelasnya, berikut
beberapa pengertian peradaban. Peradaban menurut Fairchild, dkk. (1980:41)
dalam Nursyid (1996:67):
Cilivization is cultural development; distinctly human
attributes and attainment of particular society. In ordinary usage, the term
implies a fairly high stage on the cultural evolutionary scale. Reference is
made to “Civilized peoples” more accurate usage world refer to more highly
civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual,
aesthetic, technological, and spiritual attainments.
Dengan demikian peradaban tidak lain
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual tertentu
yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab
atau mencapai peradaban yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pendapat Koentjaraningrat (1990:182) dalam Nursyid (1996: 67) sebagai berikut:
Disamping istilah “ kebudayaan” ada
pula istilah “peradaban”. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah Inggris civilization,, yang biasanya dipakai
untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsure-unsur dari kebudayaan yang halus,
maju, dan indah, seperti misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan
santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya.
Istilah “Peradaban” sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang
mempenyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan
sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Dengan demikian, peradaban adalah
merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang telah maju.
Suatu masyarakat yang telah mencapai
tahapan peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang
lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat iptek dan
unsure-unsur budaya lainnya. Dengan demikian, masyarakat tersebut dapat
dikatakan telah mengalami proses perubahan social yang berarti, sehingga
taraf kehidupannya makin kompleks. Atau
dengan kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban tertentu.
Menurut
Kamus Oxford Bahasa Inggris Civilization atau Peradaban diterjemahkan sebagai
berikut : An advanced state of
Cultural and Material development in human society , marked by political
and sosial complexity and progress in the art and science. Sedangkan
Culture atau Budaya
diterjemakkan sbb:
The behaviour patern, arts, beliefs institution ans
other product of human work and thought; especially as expressed in a particular
communiyy or period.
Kedua
definisi tersebut diatas dapat diterjemahkan secara bebas sbb:
Peradaban adalah fase pengembangan Budaya dan Materi
di lingkungan kehidupan manusia atau suatu masyarakat tertentu menyangkut
kehidupan politik dan sosial yang rumit
dan pengembangan Seni dan Ilmu pengetahuan .sedangkan budaya adalah pola
perilaku seni , institusi kepercayaan dan hasil kegistan dan pemikiran manusia
yang terbentuk pada komunitas dan masa masa tertentu yang menjadi bagian
dari kemajuan peradaban komunitas tersebut.
Menurut
pemikiran Hadi Kusumo Amiwijoyo Peradaban
adalah:
Tata
Cara/ Peraturan/ Hukum/ Kepercayaan dalam kehidupan suatu kelompok manusia atau
masyarakat tertentu untuk memenuhi
kebutuhan fitrahnya. Sedangakan Budaya
adalah tingkat kemajuan usaha dan pemikiran manusia yang alam semesta ini
(Menghasilkan sesuatu dalam usahanya
memakmurkan dirinya/ memenuhi Fitrahnya yang berbentuk Hasil Budi Daya
Kebutuhan Primer Manusia dan Seni Budaya untuk memenuhi kebutuhan Sekunder dan
seterusnya.
Sebagai
contoh sustu perdaban manusia yang paling sederhana atau mungkin premitif
tebentuk dari 5 unsur pokok Fitrah Manusia:
1.
Fitrah untuk mepertahankan hidup (Survival),
2.
Fitrah untuk melanjutkan kehidupan manusia atau memperbanyak
jenisnya (Kawin dan meperbanyak jenisnya),
3.
Fitrah hidup berkelompok (bersosial),
4.
Fitrah untuk menjadi pemimpin pada kehidupan Manusia dinunia
ini (Khalifah dimuka bumi ini),
5.
Beribadah kepada yang maha Gaib, Maha Besar dan Maha Segala-galanya
(Bagi Orang yang beragama Islam namanya beribadah kepada Allah Swt Yang Maha
Esa dan Sang Maha Pencipta)
Untuk
memehami proses perkembangan Peradaban Kebudayaan, marilah kita mempelajari
perkembangan Kebudayaannya Kelompok Masyarakat zaman dahulu yang pola
hidupnya masih sederhana. Malah dalam kenyataan sekarang ini masih ada juga
kelompok masyarakat didunia ini yang tingkat kemajuan Peradaban masih sangat
terkebelakang. Dan akan kami uraikan sbb:
Proses
perkembangan Perabapan dan Budaya Manusia pada dasarnya mulai dari Kegiatan
Manusia untuk memenuhi:
1.
Fitrahnya yang No. 1 Yaitu untuk Mepetahankan Hidup atau Survival yaitu
memenuhi kebutuhan primernya: Makan,
Papan dan Sandanga untuk itu pada kelompok masyarakat yang masih
sederhana atau premitif, mereka akan mendapatkannya Langsung dari alam di
sekitarnya seperti memtik hasil Hutan, menagkap Binatang atau Ikan dati Laut/
Sungai tanpa memprosesnya. Demikian juga untuk melindungi dirinya dari bahaya
atas keselamatan hiduony adari ganguan alam (hujan, dingin dll) mereka
melindungi dirinya dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitarnya seperti
i binatang dan kulit kayu. Rumput dsb. Sedangkan untuk melindungi dirinya
daganguan Alam atau binatang buas yang mengan Nafsu Manusia sebagai ncam
dirinya merek akan berlindung didalam goa-goa atau di atas pohon, membuat
perlindungan dari bahan-bahan yang terdapat di alam sekitarnya semua kegiatan
mula-mula dikerjakan dengan anngota badannya seperti tangan, kaki, dan kekuatan
ototnya.
2.
Fitrah Manusa yang No 2 adalah Memperbanyak Jenisnya yaitu proses
perkawinan, beranak, memelihara dan
melindungi anaknya/ Keluargnya sampai mandiri. Proses ini berlangsung mengikuti Naluri dan
Nafsunya yang sudah ada sebagai Fitrah Pelengkap Manusia.
3.
Fitrah Manusa No. 3 adalah Hidup Berkelompok/ Bersosial yaitu
membentuk kerluarga dan Kelompok Masyarakat dengan tujuan memudahkan
untuk memenuhi Fitrah Manudsia No. 1 dan 2.
4.
Fitrah Manusia No.4 adalah Sifat Memimpin (Laki2), Melindung
Keluarga atau kelompoknya Yang Paling Kuat (Fisiknya) dan
sanggup Memim[pin dan Melindungi Kelompoknya maka secara alamiah akan terpilih
sebagai pemimpinnya . Kehidupan semacam ini juga terlihat pada binatang-binatang
yang hidupnya berkelompok. Dalam Kelompok Binatang yang hidup berkelompok tentu
akan mempunyai Pemimpin yang ditakuti diikuti dan diharapkan melindunginya dan
semuanya berproses secara alamiah.
5.
Fitrah Manusia No. 5 adalah Beribadah kepada yang Gaib,
Yaitu menyembah , minta perlindungan dari ganguan yang mengancam
dirinya dan juga Memberikan Sesuatu Persembahan untuk membayar semua yang dia
minta dari yang gaib tersebut agar permintaannya dikabulkan . Perkembangan
Agama pada manusia berkembang karena Fitrah Manusia yang No. 5 tersebut tadi
dan yang lazimnya disebut Kepercayaan.
Dalam
pekembangan Peradaban dan Kebudayaan Manusia untuk pada dasarnya 5 pokok
kebutuhan Fitrah Manusia tersebut diatas harus dipenuhi. Dengan Pekembangan
Jumlah Manusia sebagai Anggota Masyarakat dan juga berkembangnya Kelompok-
kelompok lain yan sejenis dan menghuni
dalam Tempat tinggal yang sama dan sumber Kehidupan alam yang sama makin
terbatas maka terjadi persaingan dalam memperoleh sumber kebutuhan pokok
manusia tersebut yang akhirnya kelompok yang kuat akan mengusai kelompok yang
lain (dengan Perang antar Kelompok) dan kadang-kadang yang menang akan
memperbudak atau Kelompok yang lain atau yang kalah akan melarikan diri mencari
sumber kehidupan baru dan terjadilah migrasai manusia keseluruh penjuru dunia.
Apa yang saya uraikan adalah hanya penyeradaan dari awal mula masalah perkembangan
Peradaban dan Kebudayaan Manusia. Dengan perkembangan pengetahuan yang
dikuasai oleh manusia dengan mempergunakan Fitrah Otak untuk memikir dan Akal untuk
melaksanakan keinginannya dengan baik, manusia akan memliki ketampilan
hidup dan berusaha menjadi kreatif untuk memenuhi Fitrah 2 Manausia yang lain
guna untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya secara optimum. Mala timbulah akal
yang kreative seperti Budaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereak
mulai menanam Hasil Bumi berternak Hewan Ungas dan Ikan yang tidak dicari
secara langsung dari alam sekitarnya. Demikian juga Budidaya manusia
menciptakan alat bantu manusia dalam mempermudah dan mempercepat manusia dalam
memenuhi fitrahnya/ Kebutuhan hidupnya dari yang Primair smapai yang tertier
dan selnjutnya. Disinilah Seni Kebudayaan mulai tumbuh dan berkembang dan Tingkat
Perdaban Kelompok Masyarakat/ suku Bangsa/ Bangsa kan diukur dari betapa
Kebudayaan Berkembang Maju. Di Dunia ini Tingkat Peradapan Manusia
masih ada yang masih sangat Premitive
seperti Perabapan Suku Bangsa yang hidup terpencil dalam hutan belantara
dan ada pula yang sudah Maju atau Modern (Sangat Maju) seperti Bangsa
Amerika Serikat (USA), Negara Eropa, Asia dan Australia yang mempunyai
predikat bangsa yang sudah Maju atau
Berkembang (Yang arinya
Peradabannya dan Kebudayaannya).
Biasanya
dalam sesuatu Peradaanban terkait 3 unsur Kegiatan :
1.
Kegiatan Politik / Pemerintahan
2.
Kegiatan Ekonomi
3.
Kegiatan Ilmu Pengetahuandan
Teknologi atau IPTEK
4.
Kegiatan Ibadah atau keperjayaan
a.
Dalam Politik menyangkut Keberadaan/ Lokasi atau
Geografi, Wawasan Kebangsaannya dan Bahasa Komunikasinya termasuk sistem Pemerintahannya
dan Sistim Pertahananya.
b.
Dalam Sistim Ekonomi menyangkut pengurusan dan pengusahaan,
termasuk Budidayanya mengembangkan dan mendistribusikkan kebutuhan/
logistik Primair, Secondair, Tertier dan seterusnya.
c.
Dalam Pengembangan IPTEK menyangkut pengembangan Ilmu
dalam Budidaya atau Inovasi Peralatan-peralatan/ Material yang dapat melimpatgandakan/
mempercepat produksi kebutuhan Ekonomy dan Sistem Pergerakan
Manusia (Transportasi) dalm Kegiatan Masyarakat nya .Kreativitas Masyarakatnya dalam mengetrapkan
IPTEK (Inovasi) dan Seni Budaya menandai majunya suatu Peradaban .
Sebelum
membahas tentang Peradaban dan Kebudayaan Bangsa Indonesia dan Pekembangannya
sampai dari awalnya sampai pada waktu ini , perlu kiranya kita mengetahui
posisi Peradabandan Kebudayaan kita ini di dunia ini ditinjau dari Asal usulnya
dan proses terbentukny yang kita tinjau dari sudut waktu.
2.
Perkembangan Peradaban Kuno Dunia
Peradaban
Dunia yang sudah cukup maju sebetulnya telah berkembang pada abad2
sebelum tahun Masehi menurut catatan sejarah, Pusat-pusat Perdaban Kuno tersebut tersebar
diseluruh Benua seperti Benua
Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Tercatat Peradapan yang Palin
Tua adalah:
a.
4000 SM- 700 SM
Perdapan Kuno di Afrika Utara, yaitu Peradaban Lembah
Aliran Sungai Nil dari Pedalaman Afrika ke Utara di Mesir, terlihat dari peninggalan
Kebudayanya yang terkenal: Pyramida, Sphink, Tulisan Huruf Hieroglyh , Mummi dan
Obelisk.
b.
3500SM - 300 SM
Peradaban Lembah Aliran Sungai Tigris dan S. Eufrat di
kawasan Asia/ Iraq.
c.
3000SM - 1500SM
Peradaban Lembah Aliran Sungai Indus di Asia/
India Utara.
d.
3000SM
Peradaban
Inka di Pantai Amerika Selatan Barat. Peradapan Maya
di Amerika Tengah/ El Zalvador. Peradaban Aztec di Amerika Utara Selatan
/Mexico.
e.
2250SM - 75SM
Peradapan Lembah Sungai Huang Ho di China sekitar
Beijing.
f.
000SM -550 SM
Peradaban Lembah Sungai Ganga di India Utara.
g.
1500SM- 338 SM
Perdaban Yunani di Eropa sekitar Yunani.
h.
750 SM - 380 SM
Peradaban Romawi di Eropa sekitar Italia
Melihat
adanya Peradapan dan Kebudayyan Kuno tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengaruh Perdaban dan Kebudayaan Kuno yang menyebar ke
Asia Tengara atau Kepulauan Nusantara dapat dipastikan datang dari Benua Asia
yang letaknya paling strategis ditijau dari letak geografinya. Dan
Peradaban Tua yang datang dari Barat Utara berasal dari India
yaitu pengaruh Peradaban Lembah Sungai
Ganga (2000SM -550SM)
dan dari Utara pengaruh Perdaban Tua dari wilayah Cina yaitu Peradaban Lembah Sungai Huang Ho.
( 2250 SM - 75 SM).
C.
KONSEP SISTEM NILAI BUDAYA
Konsep
sistem nilai budaya bermacam-macam merupakan alternati-alternatif yang
menunjukkan bahwa macam-macam nilai dapat mengandung suatu model menyeluruh
untuk dideskripsi dann studi perbandingan. Diasumsikan bahwa perbedaan macam
macam dan tingkat-tingkat nilai aturan-aturan khusus atau umum,
cita-cita,norma-norma kriteria lainnya dalam sikap mengatur,penilaian dan
sanksi-sanksi,semuanysa menyusun suatusistem nilai budaya yang kompleks(Etel
M.Albert,1972:256).
Nilai-nilai yang diamati oleh setiap
individu atau kelompok,berbeda satu dengan lainnya. Demikian pula di tempat
yang satu dengan di tempat lainnya berbeda. Akan tetapi, pada waktu yang sama,
variasi-variasi nilai-nilai yang dianut ini mempunyai nilai tertentu dengan
suatu tema normatif. Landasan pemikiran ini, menurut Alfin L. Beltran, 1967,
merupakan landasan bagi cara pendekatan sistem nilai didalam penyelidikan
terhadap nilai-nilai masyarakat.
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud
dengan sistem nilai adalah nilai inti (score value) dari masyrakat. Nilai inti
ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar.
Orang-orang itu betul-betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah
satu faktor penentu untuk berperilaku. Bahkan menurut Wiliiams, 1960, sistem
nilai itu tidak tersebatr secara sembarangan, tetapi menunjukkan serangkaian
hubungan yang bersifat timbal balik, yang menjelaskan adanya tata tertib
didalam suatu masyarakat. Di dalam sistem nilai tersebut kadang-kadang terdapat berbagai konsepsi yang hidup didalam
alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap
bernilai dalam hidup.
Karena itu suatu sistem nilai budaya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (koentjaraningrat,
1981) sistem nilai budaya itu demikian kuatnya meresap dan berakar didalam jiwa
masyarakat sehingga sulit diganti atau
diubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya didalam masyarakat
menyangkut masalanh-masalah pokok bagi kehidupan manusia. Sistem nilai budya
berupa abstraksi yang tidak mungkin ditemukan 100% telah dihayati atau menjiwai
nilai-nilai dominan yang persis sama dengan apa yang ada dalam masyarakat
tertentu. Oleh karena itu, mingkin saja nilai-nilai inti tertentu dapat berbeda
atau bertentangan dengan nilai-nilai yang lain. Suatu bangsa mempunyai
orientasi nilai-nilai tertentu akan tetapi,secara universal orientasi nilai
budaya ini telah disusun kerangkanya oleh seorang antropolog bernama Kluckhohn
( dalam variation invalue orientation). Kluckhohn berorientasi kepada lima
masalah pokok dalam kehidupan manusia. Lima masalah pokok itu adalah:
1.
Hakikat Hidup Manusia (MH)
2.
Hakikat Karya Manusia (MK)
3.
Hakikat kedudukan manusia dalam
ruang Waktu (MW)
4.
Hakekat hubungan manusia dengan
Alam (MA)
5.
Hakekat hubungan manusia dengan
sesama Manusia (MM)
Mengenai
MH (Hakikat Hidup Manusia), ada kebudayaan yang dianut oleh manusia memandang
atau beranggapan bahwa hidup manusia pada hakekatnya adalah bersifat buruk dan
menyedihkan. Oleh karena itu, kehidupan bermewah-mewah harus di hindari dengan
usaha menyederhanakan kehidupan kita.
Ada
pula kebudayaan yang memandang atau beranggapan bahwa hidup bermewah-mewah
adalah merupakan sebagai hal yang baik dan menggembirakan serta menguntungkan.
Oleh karena itu, hidup seperti itu harus diusahakan dan dipertahankan.
Mengenai
MK (Hakaikat Manusia Karya), ada juga kebudayaan yang beranggapan bahwa karya
manusia pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memungkinkan dan memberi peluang
bagi manusia untuk hidup berkarya. Ada kebudayaan yang memandang bahwa karya
manusia itu pada hakekatnya untuk memberikan kepada manusia dalam pemenuhan
kedudukannya atau meningkatkan kehormatan dlam hidup bermasyarakat. Ada
kebudayaan yang memandang karya manusia sebagai etos sosial sebagai landasan
hidup untuk menghasilkan karya yang lebih banyak lagi.
Mengenai
MW (Hakikat Manusia dan Waktu), ada kebudayaan yang lebih mementingkan
kehidupan manusia pada masa lampaunya. Ada juga yang berorientasi untuk
mementingkan kehidupannya pada masa-masa sekarang ini. Selanjutnya ada pula
kebudayaan yang selalu berorientasi pada sejauh mungkin bagi kehidupan yang
akan datang. Pada kehidupan ini perencanaan hidup menjadi hal yang sangat
penting. Karena untuk menjalani masa-masa kehidupan yang lebih baik pada masa
yang akan datang memerlukan perencanaan yang matang agar keberhasilan dapat
dicapai dengan baik.
Mengenai
MA, ada kebudayaan yang memandang alam itu begitu dahsyat, sehingga manusia
hanya menyerah pada alam. Ada pula yang memandang alam itu dapat dilawan,
sehingga manusia harus menaklukkan alam dan memanfaatkannya. Ada pula
kebudayaan yang memandang bahwa manusia harus selaras dan seimbang dengan alam.
Mengenai
MM, ada kebudayaan yang mementingkan hubungan horizontal antara sesama manusia,
ada pula yang mementingkan hubungan vertikal yaitu dengan orang senior, tokoh,
pemimpin, atasan. Ada pula kebudayaan yang berpandangan indivualitas, menilai
tingginya kekuatan sendiri dengan sedikit bantuan orang lain.
Sistem
nilai budaya yang berorientasi pada lima aspek diatas erat kaitannya dengan
ISBD. Misalnya manusia dan tanggung jawab, pandangan hidup, manusia dan
harapan, manusia dan keadilan.
Hayati subadiyo seorang ahli
kebudayaan memberikan deskripsi kerja tentang sistem nilai budaya sebagai nilai
gagasan budaya. Selain itu hariyati sibandoyo mengatakan bahwa sistem nilai
budaya dan gagasan itu di hayati oleh pendukung budaya bersangkutan dalam kurun
waktu tertentu. Akibatnya sistem nilai dan gagasannya dapat mendominasi
kehidupan para pendukungnya, dalam arti mengarahkan arti tingkah laku mereka
dalam masyarakat memang dapat dikatakan pula bahwa sistem nilai dan gagasan
utama itu memberi pola untuk bertingkah laku dalam masyarakat, atau dengan kata lain memberikan
seperangkat model untuk bertingkah laku.