ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

     A.   KEBUDAYAAN

                 1.      Pengertian
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta ,yaitu budhayah yang artinya bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris,  kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture,yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
a.         E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengatahuan, kepercayaan, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b.         R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsure pembangunnya didukung dan diteruskan oleh masyarakat lainnya.
c.         Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah seluruh system gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d.        Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e.         Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.


               2.      Perwujudan Kebudayaan
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Krober (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu system. Dimana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula J.J Honigmann dalam bukunya The World Of Man ( 1959 ) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu : ideas, activities, and artifact.sejalan dengan fikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
a.    Wujud sebagai kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma-norna, dan peraturan.
b.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.    Wujud kebudayan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
              3.      Substansi (Isi) Utama Budaya
Subtansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yangmemberi jiwa kepada masyarakan itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup,kepercayaan, presepsi, dan etos kebudayaan.
a.    System Pengetahuan
                System pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk social merupakan suatu akumulasi dari perjalan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
o  Alam sekitar
o  Alam flora di daerah tempat tinggal
o  Alam fauna di daerah tempat tinggal
o  Zat-zat benda mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
o  Tubuh manusia
o  Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia
o  Ruang dan waktu
b.    Nilai
                            Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga ( nilai kebenaran ), indah ( nilai estetika ) baik ( nilai moral atau etis),religious( nilai agama ).
c.    Pandangan hidup
                Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa ata masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa.
d.   Kepercayaan
                Kepercayaan yang mengandung arti lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk mehambahkan diri kepada yang maha tinggi, yaitu dimensi lain diluar diri dan lingkungannya,yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup,dan hanya yang maha tinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan
e.    Persepsi
Presepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan. Presepsi terdiri atas:
o  Presepsi sensorik, yaitu presepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indera manusia.
o  Presepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain.
o  Presepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
f.     Etos Kebudayaan
                            Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog), berasal dari Bahasa Inggris yang berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta sebagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang  Jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feudal,serta diskriminasi terhadap tingkatan social.

            4.      Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memilikiciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan sifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan dimiliki cirri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan factor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimana pun. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
a.    Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b.    Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.    Budaya perlu ditingkatkan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakuhnya.
d.   Budaya mencakup aturan-aturan yang bertisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang,dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
              5.      Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari fikiran-fikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan. Dengan demikian, sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan –tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
            Unsur pokok kebudayaan (menurut Bronislaw Malinoswski):
a.    Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b.    Organisasi ekonomi
c.    Alat-alat dan lembaga pendidikan
d.   Organisasi kekuatan.

             6.      Manusia sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36) sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, dan intuisi; perasaan dan emosi; kemampuan; fantasi; dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia , namun manusia sendiri itu adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakan. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai penduduknya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap:
             a.    Tahap eksternalisasi
             b.    Tahap objektivitasi
             c.    Tahap internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental. Tahap objektivitas adalah tahap aktivias manusia suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia memrlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebuthan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumrber pada masyarakat itu sendiri.
                  7.      Pengaruh Budaya terhadap Lingkungan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya etrhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dalam lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya yang mengandung banyak variabel yang saling berhubungan dalam psikologi lingkungan dalah pendekatan sistem yan g melihat rangkaian sistematik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang ada.
             8.      Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Sebagai mana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri, karena kebudayyaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimilki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pregaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antara kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bila mana kebdayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapi.
B. PERADABAN
Indonesia pada masa lalu terdapat Peradaban Kuno yang telah mati seperti  Kerajaan Majapahit yang terkenal dan juga Kerajaan Besar lain yang tersebar di Kepulauan Nusantara ini . Lalu apa yang terjadi dengan Peradaban Bangsa Indonesia yang keberadaannya sebagai Negara dan Bangsa Merdeka yang baru terbentuk tanggal 17 Agustus 1945
Dari mana aslal usul peradapan nenek moyang kita dan bagaimana Peradaban Bangsa Kita masa kini berproses dan akan dibawa kemana Perdapan Bangsa kita ini?
Sebelum mengkaji masalah ini sebaiknya kita Mendefinisikan dulu apa itu Peradaban dan apa itu Kebudayaan.
1.      Pengertian
Dikalangan para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua istilah (kebudayaan dan Peradaban) yang sering dicampuradukkan itu bahkan pendapat diantara para ahli kadang-kadang bertentangan satu sama lain;
a.        Bierens De Hann. Mempertentangkan pengertian kebudayaan dan peradaban sebagai berikut, peradaban adalah seluruh kehidupan social, politik, ekonomi dan tehnik. Jadi peradaban adalah bidang kehidupan untuk krgunaan yang pratis, sedangkan kebudayaan ialah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih dan murni yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan.
b.        Oswald Spengl(1880-1936) peradaban ialah kebuyaan yang sudah tidak tumbuh lagi sudah mati.
c.        Prof. Dr. Koentjaranigrat, peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian.
Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti masyarakat tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain.
Peradaban merupakan suatu istilah yang digunakan untu menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah, dan maju. Misalnya perkembangan kesenian, IPTEK-nya saja atau keseniannya saja misalnya.
Konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tungkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap kearah yang semakin kompleks. Di mana unsure-unsur kebudayaan terintegrasi menjadi satu sistem budaya dan memiliki keterkaitan antara ketujuh unsure kebudayaan universal yaitu sistem teknologi, peralatan, sistem mata pencaharian, organism, social, religi, dan bahasa.
Untuk lebig jelasnya, berikut beberapa pengertian peradaban. Peradaban menurut Fairchild, dkk. (1980:41) dalam Nursyid (1996:67):
Cilivization is cultural development; distinctly human attributes and attainment of particular society. In ordinary usage, the term implies a fairly high stage on the cultural evolutionary scale. Reference is made to “Civilized peoples” more accurate usage world refer to more highly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic, technological, and spiritual attainments.
Dengan demikian peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang dicirikan oleh taraf intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pendapat Koentjaraningrat (1990:182) dalam Nursyid (1996: 67) sebagai berikut:
Disamping istilah “ kebudayaan” ada pula istilah “peradaban”. Hal yang terakhir adalah sama dengan istilah Inggris civilization,, yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsure-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah “Peradaban” sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempenyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Dengan demikian, peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat iptek dan unsure-unsur budaya lainnya. Dengan demikian, masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan social yang berarti, sehingga taraf  kehidupannya makin kompleks. Atau dengan kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban tertentu.
Menurut Kamus Oxford Bahasa Inggris Civilization atau Peradaban diterjemahkan sebagai berikut : An advanced state of Cultural and Material development in human society , marked by political  and  sosial complexity and progress in the art and science. Sedangkan Culture atau Budaya diterjemakkan sbb:
The behaviour patern, arts, beliefs institution ans other product of human work and thought; especially as expressed in a particular communiyy or period.
Kedua definisi tersebut diatas dapat diterjemahkan secara bebas sbb:
Peradaban adalah fase pengembangan Budaya dan Materi di lingkungan kehidupan manusia atau suatu masyarakat tertentu menyangkut kehidupan  politik dan sosial yang rumit dan pengembangan Seni dan Ilmu pengetahuan .sedangkan budaya adalah pola perilaku seni , institusi kepercayaan dan hasil kegistan dan pemikiran manusia yang terbentuk pada komunitas dan masa  masa tertentu yang menjadi bagian dari kemajuan peradaban komunitas tersebut.
Menurut pemikiran Hadi Kusumo Amiwijoyo Peradaban adalah:
Tata Cara/ Peraturan/ Hukum/ Kepercayaan dalam kehidupan suatu kelompok manusia atau masyarakat tertentu untuk memenuhi kebutuhan fitrahnya. Sedangakan Budaya adalah tingkat kemajuan  usaha dan pemikiran manusia yang alam semesta ini (Menghasilkan sesuatu dalam  usahanya memakmurkan dirinya/ memenuhi Fitrahnya yang berbentuk Hasil Budi Daya Kebutuhan Primer Manusia dan Seni Budaya untuk memenuhi kebutuhan Sekunder dan seterusnya.
Sebagai contoh sustu perdaban manusia yang paling sederhana atau mungkin premitif tebentuk dari 5 unsur pokok Fitrah Manusia:
1.         Fitrah untuk mepertahankan hidup (Survival),
2.         Fitrah untuk melanjutkan kehidupan manusia atau memperbanyak jenisnya (Kawin dan meperbanyak jenisnya),
3.         Fitrah hidup berkelompok (bersosial),
4.         Fitrah untuk menjadi pemimpin pada kehidupan Manusia dinunia ini (Khalifah dimuka bumi ini),
5.         Beribadah kepada yang maha Gaib, Maha Besar dan Maha Segala-galanya (Bagi Orang yang beragama Islam namanya beribadah kepada Allah Swt Yang Maha Esa dan Sang Maha Pencipta)
Untuk memehami proses perkembangan Peradaban Kebudayaan, marilah kita mempelajari perkembangan  Kebudayaannya Kelompok Masyarakat zaman dahulu yang pola hidupnya masih sederhana. Malah dalam kenyataan sekarang ini masih ada juga kelompok masyarakat didunia ini yang tingkat kemajuan Peradaban masih sangat terkebelakang. Dan akan kami uraikan sbb:
Proses perkembangan Perabapan dan Budaya Manusia pada dasarnya mulai dari Kegiatan Manusia untuk memenuhi:
1.         Fitrahnya yang No. 1 Yaitu untuk Mepetahankan Hidup atau Survival yaitu memenuhi kebutuhan  primernya: Makan, Papan dan Sandanga  untuk itu pada kelompok masyarakat yang masih sederhana atau premitif, mereka akan mendapatkannya Langsung dari alam di sekitarnya seperti memtik hasil Hutan, menagkap Binatang atau Ikan dati Laut/ Sungai tanpa memprosesnya. Demikian juga untuk melindungi dirinya dari bahaya atas keselamatan hiduony adari ganguan alam (hujan, dingin dll) mereka melindungi dirinya dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitarnya seperti i binatang dan kulit kayu. Rumput dsb. Sedangkan untuk melindungi dirinya daganguan Alam  atau binatang buas yang mengan Nafsu Manusia sebagai ncam dirinya merek akan berlindung didalam goa-goa atau di atas pohon, membuat perlindungan dari bahan-bahan yang terdapat di alam sekitarnya semua kegiatan mula-mula dikerjakan dengan anngota badannya seperti tangan, kaki, dan kekuatan ototnya.
2.         Fitrah Manusa yang No 2 adalah Memperbanyak Jenisnya yaitu proses perkawinan,  beranak, memelihara dan melindungi anaknya/ Keluargnya sampai mandiri. Proses   ini berlangsung mengikuti Naluri dan Nafsunya  yang sudah ada sebagai Fitrah Pelengkap Manusia.
3.         Fitrah Manusa No. 3 adalah Hidup Berkelompok/ Bersosial yaitu membentuk kerluarga dan Kelompok Masyarakat dengan tujuan memudahkan untuk memenuhi Fitrah Manudsia No. 1 dan 2.
4.         Fitrah Manusia No.4 adalah Sifat Memimpin (Laki2), Melindung Keluarga atau kelompoknya Yang Paling Kuat (Fisiknya) dan sanggup Memim[pin dan Melindungi Kelompoknya maka secara alamiah akan terpilih sebagai pemimpinnya . Kehidupan semacam ini juga terlihat pada binatang-binatang yang hidupnya berkelompok. Dalam Kelompok Binatang yang hidup berkelompok tentu akan mempunyai Pemimpin yang ditakuti diikuti dan diharapkan melindunginya dan semuanya berproses secara alamiah.
5.         Fitrah Manusia No. 5 adalah Beribadah kepada yang Gaib, Yaitu menyembah , minta perlindungan dari  ganguan yang mengancam dirinya dan juga Memberikan Sesuatu Persembahan untuk membayar semua yang dia minta dari yang gaib tersebut agar permintaannya dikabulkan . Perkembangan Agama pada manusia berkembang karena Fitrah Manusia yang No. 5 tersebut tadi dan yang lazimnya disebut Kepercayaan. 
Dalam pekembangan Peradaban dan Kebudayaan Manusia untuk pada dasarnya 5 pokok kebutuhan Fitrah Manusia tersebut diatas harus dipenuhi. Dengan Pekembangan Jumlah Manusia sebagai Anggota Masyarakat dan  juga berkembangnya Kelompok- kelompok lain yan sejenis  dan menghuni dalam Tempat tinggal yang sama dan sumber Kehidupan alam yang sama makin terbatas maka terjadi persaingan dalam memperoleh sumber kebutuhan pokok manusia tersebut yang akhirnya kelompok yang kuat akan mengusai kelompok yang lain (dengan Perang antar Kelompok) dan kadang-kadang yang menang akan memperbudak atau Kelompok yang lain atau yang kalah akan melarikan diri mencari sumber kehidupan baru dan terjadilah migrasai manusia keseluruh penjuru dunia.  Apa yang saya uraikan adalah hanya penyeradaan dari awal mula masalah perkembangan Peradaban dan Kebudayaan Manusia. Dengan perkembangan pengetahuan yang dikuasai oleh manusia dengan mempergunakan Fitrah Otak untuk memikir dan Akal untuk melaksanakan keinginannya dengan baik, manusia akan memliki ketampilan hidup dan berusaha menjadi kreatif untuk memenuhi Fitrah 2 Manausia yang lain guna untuk mendapatkan kesejahteraan hidupnya secara optimum. Mala timbulah akal yang kreative seperti Budaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereak mulai menanam Hasil Bumi berternak Hewan Ungas dan Ikan yang tidak dicari secara langsung dari alam sekitarnya. Demikian  juga Budidaya manusia menciptakan alat bantu manusia dalam mempermudah dan mempercepat manusia dalam memenuhi fitrahnya/ Kebutuhan hidupnya dari yang Primair smapai yang tertier dan selnjutnya. Disinilah Seni Kebudayaan mulai tumbuh dan berkembang dan Tingkat Perdaban Kelompok Masyarakat/ suku Bangsa/ Bangsa kan diukur dari betapa Kebudayaan Berkembang Maju. Di Dunia ini Tingkat Peradapan Manusia   masih ada yang masih sangat Premitive  seperti Perabapan Suku Bangsa yang hidup terpencil dalam hutan belantara  dan ada pula yang sudah Maju atau  Modern (Sangat Maju) seperti Bangsa Amerika Serikat (USA), Negara  Eropa, Asia dan Australia yang mempunyai predikat bangsa yang sudah Maju atau Berkembang  (Yang arinya Peradabannya dan Kebudayaannya).
Biasanya dalam sesuatu Peradaanban terkait 3 unsur Kegiatan :
1.      Kegiatan Politik / Pemerintahan
2.      Kegiatan Ekonomi
3.      Kegiatan Ilmu Pengetahuandan Teknologi atau IPTEK 
4.      Kegiatan Ibadah atau keperjayaan
a.         Dalam Politik menyangkut Keberadaan/ Lokasi atau Geografi, Wawasan Kebangsaannya dan Bahasa Komunikasinya termasuk sistem Pemerintahannya dan Sistim Pertahananya.
b.        Dalam Sistim Ekonomi menyangkut pengurusan dan pengusahaan, termasuk Budidayanya mengembangkan dan mendistribusikkan kebutuhan/ logistik  Primair, Secondair, Tertier  dan seterusnya.
c.         Dalam Pengembangan IPTEK  menyangkut pengembangan Ilmu dalam Budidaya atau Inovasi Peralatan-peralatan/ Material  yang dapat melimpatgandakan/ mempercepat produksi  kebutuhan Ekonomy dan Sistem Pergerakan Manusia  (Transportasi) dalm Kegiatan  Masyarakat nya .Kreativitas Masyarakatnya dalam mengetrapkan IPTEK (Inovasi) dan Seni Budaya menandai majunya suatu Peradaban .
Sebelum membahas tentang Peradaban dan Kebudayaan Bangsa Indonesia dan Pekembangannya sampai dari awalnya sampai pada waktu ini , perlu kiranya kita mengetahui posisi Peradabandan Kebudayaan kita ini di dunia ini ditinjau dari Asal usulnya dan proses terbentukny yang kita tinjau dari sudut waktu.
2.      Perkembangan Peradaban Kuno  Dunia
Peradaban Dunia  yang sudah cukup maju sebetulnya telah berkembang pada abad2 sebelum tahun Masehi menurut catatan sejarah, Pusat-pusat Perdaban Kuno tersebut tersebar diseluruh Benua seperti Benua Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Tercatat Peradapan yang Palin Tua adalah:
a.       4000 SM- 700 SM
Perdapan Kuno di Afrika Utara, yaitu Peradaban Lembah Aliran Sungai Nil dari Pedalaman Afrika ke Utara di Mesir, terlihat dari peninggalan Kebudayanya yang terkenal: Pyramida, Sphink, Tulisan Huruf Hieroglyh , Mummi dan Obelisk.
b.      3500SM - 300 SM           
Peradaban Lembah Aliran Sungai Tigris dan S. Eufrat di kawasan Asia/ Iraq.
c.       3000SM - 1500SM
Peradaban Lembah Aliran Sungai Indus di Asia/ India Utara.
d.      3000SM                           
Peradaban Inka di Pantai Amerika Selatan Barat. Peradapan Maya di Amerika Tengah/ El Zalvador. Peradaban Aztec di Amerika Utara Selatan /Mexico.
e.       2250SM - 75SM              
Peradapan Lembah Sungai Huang Ho di China sekitar Beijing.
f.       000SM -550 SM  
Peradaban Lembah Sungai Ganga di India Utara.
g.      1500SM- 338 SM
Perdaban Yunani  di Eropa sekitar Yunani.
h.      750 SM - 380 SM
Peradaban Romawi di Eropa sekitar Italia 
Melihat adanya  Peradapan dan Kebudayyan Kuno  tersebut diatas, dapat disimpulkan  bahwa pengaruh Perdaban dan Kebudayaan Kuno yang menyebar ke Asia Tengara atau Kepulauan Nusantara dapat dipastikan datang dari Benua Asia yang letaknya paling strategis ditijau dari letak geografinya. Dan Peradaban  Tua  yang datang dari Barat Utara berasal  dari India yaitu pengaruh Peradaban Lembah Sungai Ganga (2000SM -550SM) dan   dari Utara  pengaruh Perdaban Tua dari wilayah Cina yaitu Peradaban Lembah Sungai Huang Ho. ( 2250 SM - 75 SM).
C.   KONSEP SISTEM NILAI BUDAYA
Konsep sistem nilai budaya bermacam-macam merupakan alternati-alternatif yang menunjukkan bahwa macam-macam nilai dapat mengandung suatu model menyeluruh untuk dideskripsi dann studi perbandingan. Diasumsikan bahwa perbedaan macam macam dan tingkat-tingkat nilai aturan-aturan khusus atau umum, cita-cita,norma-norma kriteria lainnya dalam sikap mengatur,penilaian dan sanksi-sanksi,semuanysa menyusun suatusistem nilai budaya yang kompleks(Etel M.Albert,1972:256).
Nilai-nilai yang diamati oleh setiap individu atau kelompok,berbeda satu dengan lainnya. Demikian pula di tempat yang satu dengan di tempat lainnya berbeda. Akan tetapi, pada waktu yang sama, variasi-variasi nilai-nilai yang dianut ini mempunyai nilai tertentu dengan suatu tema normatif. Landasan pemikiran ini, menurut Alfin L. Beltran, 1967, merupakan landasan bagi cara pendekatan sistem nilai didalam penyelidikan terhadap nilai-nilai masyarakat.
Dalam kajian sosiologi, yang dimaksud dengan sistem nilai adalah nilai inti (score value) dari masyrakat. Nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar. Orang-orang itu betul-betul menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku. Bahkan menurut Wiliiams, 1960, sistem nilai itu tidak tersebatr secara sembarangan, tetapi menunjukkan serangkaian hubungan yang bersifat timbal balik, yang menjelaskan adanya tata tertib didalam suatu masyarakat. Di dalam sistem nilai tersebut kadang-kadang  terdapat berbagai konsepsi yang hidup didalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap bernilai dalam hidup.
Karena itu suatu sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (koentjaraningrat, 1981) sistem nilai budaya itu demikian kuatnya meresap dan berakar didalam jiwa masyarakat  sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem nilai budaya didalam masyarakat menyangkut masalanh-masalah pokok bagi kehidupan manusia. Sistem nilai budya berupa abstraksi yang tidak mungkin ditemukan 100% telah dihayati atau menjiwai nilai-nilai dominan yang persis sama dengan apa yang ada dalam masyarakat tertentu. Oleh karena itu, mingkin saja nilai-nilai inti tertentu dapat berbeda atau bertentangan dengan nilai-nilai yang lain. Suatu bangsa mempunyai orientasi nilai-nilai tertentu akan tetapi,secara universal orientasi nilai budaya ini telah disusun kerangkanya oleh seorang antropolog bernama Kluckhohn ( dalam variation invalue orientation). Kluckhohn berorientasi kepada lima masalah pokok dalam kehidupan manusia. Lima masalah pokok itu adalah:
            1.      Hakikat Hidup Manusia (MH)
             2.      Hakikat Karya Manusia (MK)
             3.      Hakikat kedudukan manusia dalam ruang Waktu (MW)
              4.      Hakekat hubungan manusia dengan Alam (MA)
              5.      Hakekat hubungan manusia dengan sesama Manusia (MM)
Mengenai MH (Hakikat Hidup Manusia), ada kebudayaan yang dianut oleh manusia memandang atau beranggapan bahwa hidup manusia pada hakekatnya adalah bersifat buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu, kehidupan bermewah-mewah harus di hindari dengan usaha menyederhanakan kehidupan kita.
Ada pula kebudayaan yang memandang atau beranggapan bahwa hidup bermewah-mewah adalah merupakan sebagai hal yang baik dan menggembirakan serta menguntungkan. Oleh karena itu, hidup seperti itu harus diusahakan dan dipertahankan.
Mengenai MK (Hakaikat Manusia Karya), ada juga kebudayaan yang beranggapan bahwa karya manusia pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memungkinkan dan memberi peluang bagi manusia untuk hidup berkarya. Ada kebudayaan yang memandang bahwa karya manusia itu pada hakekatnya untuk memberikan kepada manusia dalam pemenuhan kedudukannya atau meningkatkan kehormatan dlam hidup bermasyarakat. Ada kebudayaan yang memandang karya manusia sebagai etos sosial sebagai landasan hidup untuk menghasilkan karya yang lebih banyak lagi.
Mengenai MW (Hakikat Manusia dan Waktu), ada kebudayaan yang lebih mementingkan kehidupan manusia pada masa lampaunya. Ada juga yang berorientasi untuk mementingkan kehidupannya pada masa-masa sekarang ini. Selanjutnya ada pula kebudayaan yang selalu berorientasi pada sejauh mungkin bagi kehidupan yang akan datang. Pada kehidupan ini perencanaan hidup menjadi hal yang sangat penting. Karena untuk menjalani masa-masa kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang memerlukan perencanaan yang matang agar keberhasilan dapat dicapai dengan baik.
Mengenai MA, ada kebudayaan yang memandang alam itu begitu dahsyat, sehingga manusia hanya menyerah pada alam. Ada pula yang memandang alam itu dapat dilawan, sehingga manusia harus menaklukkan alam dan memanfaatkannya. Ada pula kebudayaan yang memandang bahwa manusia harus selaras dan seimbang dengan alam.
Mengenai MM, ada kebudayaan yang mementingkan hubungan horizontal antara sesama manusia, ada pula yang mementingkan hubungan vertikal yaitu dengan orang senior, tokoh, pemimpin, atasan. Ada pula kebudayaan yang berpandangan indivualitas, menilai tingginya kekuatan sendiri dengan sedikit bantuan orang lain.
Sistem nilai budaya yang berorientasi pada lima aspek diatas erat kaitannya dengan ISBD. Misalnya manusia dan tanggung jawab, pandangan hidup, manusia dan harapan, manusia dan keadilan. 
Hayati subadiyo seorang ahli kebudayaan memberikan deskripsi kerja tentang sistem nilai budaya sebagai nilai gagasan budaya. Selain itu hariyati sibandoyo mengatakan bahwa sistem nilai budaya dan gagasan itu di hayati oleh pendukung budaya bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Akibatnya sistem nilai dan gagasannya dapat mendominasi kehidupan para pendukungnya, dalam arti mengarahkan arti tingkah laku mereka dalam masyarakat memang dapat dikatakan pula bahwa sistem nilai dan gagasan utama itu memberi pola untuk bertingkah laku dalam  masyarakat, atau dengan kata lain memberikan seperangkat model untuk bertingkah laku.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Laporan BIO pengaruh pH


I.         Landasan Teori
Hampir semua di daerah intertidal berukuran kecil karena keadaan lingkungan yang bergejolak. Bentuk tubuh biasanya pipih dan memanjang atau gepeng yang memungkinkan mereka tinggal dilubang, saluran atau lekukan untuk berlindungan dari kekeringan atau gelombang. Sebagian besar mempunyai gelombang renang dan sangat bersosialisasi dengan subtract. Banyak dari ikan ini yang beradaptasi untuk menahan kisaran slinitas dan suhu yang besar dibandingkan dengan familinya yang berada pada daerah subtidal. Beberapa dari mereka beradaptasi dengan berada diluar air untuk beberapa saat lamanya. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan psikositas, reaksi kimia, evaporasi, dan vilatisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya. Selain itu peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10°C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kenaikan suhu perairan juga menurunkan kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme perairan Suhu air berkisar antara 35 – 40°C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organisme yang dapat menyebabkan kematian. Suhu air di perairan Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan budidaya perikanan. Untuk budidaya manfish suhu air yang baik yaitu sekitar 24-28°C (James,1992).
Ikan antartika mempunyai batas toleransi terhadap temperatur kurang dari 40 C dalam kisaran -20 C hingga +20 C dan ini adalah stenotternal sangat-sangat ekstrim beradaptasi terhadap keadaan dingin. Apabila temperature naik ke 00 C laju metabolisme naik tetapi kemudian turun apabila temperature naik hingga + 1,90C. Sebaiknya ikan gurun adalah euryternal dan juga euryhaline. Toleransi terhadap temperature antara 100 C  sampai 400 C dan salinitas yang berkisar dari air tawar hingga keadaan yang lebih besar daripada air laut. Tubuh organisme berada pada lingkungan yang berkisar secara konstan menambah dan kehilangan panas dari jalan oksigen dan endogen. Meskipun pada pengembalian, suhu tubuh lebih kurang sesuai dengan lingkungan pada kilotherm sedang pada homotherm tetap konstan/variasi dalam hubungannya dengan suhu lingkungan pada homo dan polikotherm masing-masing dicapai dengan melakukan sejumlah usaha yang dikelompokkan berdasarkan adaptasi lingkungan. Suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air, karena bersama-sama dengan zat / unsur yang terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan densitas air. Suhu air sangat bergantung pada tempat dimana air tersebut berada. Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan mempengaruhi peningkatan konsumsi oksigen. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di suatu perairan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Suhu air yang layak untuk budidaya ikan adalah 27 – 32°C (Haldi, 1962).
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metaboli, misalnya dalam hal respirasi. Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini dijelaskan dalam kajian ekologi yaitu, “Hukum Toleransi Shelford”. Dengan alat yang relatif sederhana, percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer sederhana (Anonim, 2011).
Menurut Eugene (1993), beberapa asa terhadap” Hukum Toleransi” yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.    Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor dan kisaran yang kecil untuk yang lainnya.
2.    Organisme dengan kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor wajar memiliki penyebaran yang luas.
3.    Apabila keadaan tidak optimum bagi suatu jenis mengenai suatu faktor ekologi lainnya
4.    Seringkali kita temukan bahwa organisme sebenarnya tidak hidup pada kisaran optimum berkenan dengan faktor fisik tertentu.
5.    Periode reproduksi merupakan periode yang gawat apabila faktor lingkungan bersifat membatas.

II.      Tujuan kegiatan
                 Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat membandingkan kecepatan penggunaan oksigen pada suhu yang berbeda.

III.   Metode Kerja
A.       Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal        :    Senin, 19 Desember 2011
Waktu                  :    Pukul 13.00 s.d 15.00 WITA
Tempat                :    Laboratorium Biologi Lantai III sebelah barat FMIPA UNM.
B.       Alat dan Bahan
1.    Alat
a.       Termometer batang, 1 buah
b.      Stopwatch/jam tangan
c.       Toples, 1 buah
2.    Bahan
a.         Ikan mas koki 1 ekor
b.        Es batu
c.         Air kran
d.        Air panas
C.       Prosedur Kerja
1.    Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkannya ke dalam becker glass (toples)  yang berisi air kran (± 29oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) operculum dalam 1 menit selama 5 menir.
2.    Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker glass (C) yang berisi air dingin (16oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) operculum dalam 1 menit selama 5 menit.
3.    Kemudian 1 ekor ikan mas koki yang tadi dimasukkan ke dalam becker glass (toples) yang berisi air panas (38oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) operculum dalam 1 menit selama 5 menit.
4.    Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.




IV.   Hasil dan Pembahasan
A.  Hasil Praktikum
Data frekuensi gerakan operculum ikan mas koki pada suhu air yang berbeda.
Becker Glass
Suhu Awal Air
Waktu (Menit ke..)
Rerata
1
2
3
4
5
(A)
Suhu Dingin (160C)
17
19
22
26
40
24,8
(B)

Suhu panas (380C)
53
76
70
50
67
63,2
(C)

Suhu normal (290C)
87
73
106
103
120
97,8
B.     Analisis Data
Kecepatan rata-rata menutup atau membuka operculum
1.    Becker glass A
 = 24,8 kali/menit
2.    Becker glass B
                           = 63,2 kali/menit
3.    Becker glass C
                           = 97,8 kali/menit  
C.    Analisis Grafik



                                                                                                                        Suhu
                                                                                                                                               dingin
                                                                                                                       
                                                                                                                        suhu
                                                                                                                                                panas
                                                                                                                                               
                                                                                                                                                suhu
                                                                                                                                                normal





D. Pembahasan
Pada percobaan ini, ikan maskoki yang tersisi dimasukkan kedalam tobles yang berisi air panas yang mempunyai suhu 380C, dengan melihat suhu ini menunjukan bahwa dalam gelas ini terkandung CO2 lebih besar daripada O2. Sehingga gerakan operculum pada ikan menjadi cepat yaitu 63,2 yang diperoleh dari rata-rata dalam waktu 60 detik dan di peroleh frekwensi yaitu 63,2 kali/menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecepatan respirasi ikan maskoki lebih cepat.
Pada percobaan ini, ikan maskoki yang tersisi dimasukkan kedalam tobles yang berisi air dingin yang mempunyai suhu 160C, dengan melihat suhu ini menunjukan bahwa dalam gelas ini terkandung O2 lebih besar daripada CO2. Sehingga gerakan operculum pada ikan menjadi cepat yaitu 24,8 yang diperoleh dari rata-rata dalam waktu 60 detik dan di peroleh frekwensi yaitu 24,8 kali/menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecepatan respirasi ikan maskoki lebih lambat.
Pada percobaan ini, ikan maskoki yang tersisi dimasukkan kedalam tobles yang berisi air normal yang mempunyai suhu 290C, dengan melihat suhu ini menunjukan bahwa dalam gelas ini terkandung O2 dan CO2 sama. Sehingga gerakan operculum pada ikan menjadi cepat yaitu 97,8 yang diperoleh dari rata-rata dalam waktu 60 detik dan di peroleh frekwensi yaitu 97,8 kali/menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecepatan respirasi ikan maskoki normal.
Dengan melihat data yang diperoleh dari atas maka sesuai dengan hukum toleransi Shelford yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu lingkungan dimana organisme hidup maka akan semakin cepat melakukan respirasi dan demikian sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan dimana organisme hidup maka akan semakin lambat melakukan respirasi.



















DAFTAR PUSTAKA
Eugene. 1993. Dasar-dasar ekologi. Universitas Gajah Mada Pers: Yokyakarta.

James. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Haldi,Hasan. 1962. Ensiklopedia Indonesia. Ichtar Baru Van Heave : Jakarta.

Tim pengajar. 2011. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM : Makassar.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS